Angkot Gaul: Lantai Keramik, CCTV hingga Home Theater
- Capture Youtube.
VIVA.co.id - Angkutan perkotaan, alias angkot merupakan salah satu kendaraan umum yang populer di Indonesia. Umumnya di setiap daerah di Tanah Air, sangat mudah dijumpai transportasi publik model ini.
Banyak masyarakat lebih menyukai angkot ketimbang taksi dan bus, dengan pertimbangan harga, nyaman, dan lebih mudah diakses kendaraan umum lainnya.
Seakan tak mau kalah dengan mobil pribadi, banyak angkot kemudian disulap bak mobil kontes. Tujuannya bermacam-macam, mulai dari identitas, pelengkap gaya, hingga menarik minat calon penumpang.
Menurut Ketua Sexy (Solidaritas Elegant Xtrem Islamic) cabang Tanah Abang Jakarta, Ardy Handayani, sebuah angkot yang dimodifikasi akan lebih mudah menarik penumpang ketimbang versi pabrikan. Sebab, terkadang banyak penumpang yang lebih melihat kenyamanan, atau pun hal yang menarik dari angkot yang ditumpanginya.
Ardy menjelaskan, ide modifikasi biasanya datang para pemilik angkot hingga para sopirnya. Soal biaya, tak murah. Sebab, mereka mengaku rela merogoh kocek hingga puluhan juta rupiah.
"Untuk full modifikasi bisa Rp20-Rp30 juta. Tergantung sih, tetapi biasanya disesuaikan dengan anggaran. Kalau uang ada yang dikeluarkan bos langsung, ada juga inisiatif dari si sopirnya sendiri. Tapi kebanyakan, bos-bos (pemilik) enggak mau tahu," kata Ardy kepada VIVA.co.id, Kamis 10 September 2015.
Ardy juga mengatakan, angkot-angkot modifikasi ini dilombakan. Di Sexy sendiri, kontes modifikasi berlangsung beberapa pekan lalu saat milad umum, di Bojong Gede, Bogor. Ada berbagai macam jenis kontes yang dilombakan, mulai dari kelas ceper, modifikasi umum, hingga kelas audio.
Setidaknya kontes ini dilombakan untuk memotivasi para pemilik angkot untuk terus berkreativitas dengan kendaraannya dan semakin giat 'narik'.
Bicara tren modifikasi angkot, saat ini masih sama dengan tahun lalu. Di mana, audio menggelegar menjadi pilihan utama para pemodifikasi angkot. Selain itu, angkot juga semakin menarik jika ditambahkan layar lebar berupa televisi dan sejenisnya, hingga lantai keramik dan wangi-wangian. Bahkan, ada juga angkot yang memasang closed circuit television (CCTV), hingga home theater.
"Tapi pertimbangannya tentu kenyamanan. Setidaknya, kita juga sudah perhitungkan semua, seperti velg besar yang sesuai dengan mobil yang digunakan. Keamanan penumpang juga harus kita perhatikan," kata
dia.
Meski tidak merinci jumlah pendapatan yang didapat, Ardy menyampaikan penghasilan angkot modifikasi lebih besar ketimbang angkot standar. Kondisi itu, setidaknya terbukti di sejumlah wilayah, seperti Bogor, Citayam, Parung, dan beberapa wilayah penyangga ibu kota Jakarta.
"Kalau di Tanah Abang tidak berlaku, sama saja. Sebab, orang kota tak milih-milih angkot, yang penting cepat sampai," kata dia. (asp)