Motor Custom dan Modifikasi Berbeda, Ini Kata Ahlinya
- VIVA/Yunisa Herawati
VIVA – Masyarakat Indonesia sedang menggemari motor custom. Hal ini terlihat dari maraknya bengkel-bengkel yang menyediakan jasa tersebut.
Produsen sepeda motor juga tidak mau kalah. Beberapa menghadirkan model yang bentuknya klasik, ciri khas motor custom. Salah satu contohnya Kawasaki W175.
Keberanian Kawasaki membuahkan hasil. Selain Presiden Joko Widodo, motor yang mengusung mesin satu silinder berkapasitas 175 cc itu juga dibeli 9.700-an orang lainnya pada periode Januari-Juli 2018.
Namun, tidak semua pembeli motor seharga mulai dari Rp29 jutaan itu membawanya ke bengkel custom. Ada beberapa yang menyukai tampilan motor itu apa adanya, dan sebagian lagi hanya melakukan modifikasi kecil-kecilan.
Menurut pemilik bengkel Katros Garage, Andi Akbar, W175 ditujukan untuk para penggemar modifikasi, bukan pencinta custom.
“W715 itu bukan segmennya anak custom, tapi modifikasi. Sama seperti pembeli Yamaha NMAX,” ujarnya di Jakarta, Rabu 3 Oktober 2018.
Ia menjelaskan, perbedaan dua istilah tersebut bisa dilihat dari bentuk motor yang digunakan. “Kalau anak custom, mereka beli bahan terus dirombak total,” tuturnya.
Contohnya, penggemar custom biasanya hanya mengambil mesin dari motor yang dijadikan sebagai basisnya. Rangka dan bodi dibuat sendiri sesuai konsep yang dipilih.
“Dengan fitur yang ditawarkan, harga motor modifikasi cenderung lebih mahal. Tapi, motor itu kan bisa beli baru, bisa dicicil,” ungkapnya.
Terpisah, builder dari Razzle Dazzle Chopper Works Bandung, Indra Pranajaya mengatakan modifikasi hanya mengganti beberapa komponen kendaraan. Sedangkan custom, cenderung menciptakan kreasi sendiri.
“Kalau modifikasi misalnya, kita mau ganti spion, velg saja. Kalau custom itu orang yang punya gairah mengganti total dan rata-rata sudah meninggalkan komponen yang dibeli. Custom itu ya desain sendiri, frame bikin sendiri dan aksesori ciptakan sendiri,” kata dia.