Baru Muncul Jadi Angkot, Citra Wuling Bakal Jeblok?
- VIVA.co.id/Pius Yosep Mali
VIVA – Nama Wuling, Toyota, Daihatsu dan Suzuki masuk dalam merek-merek yang bakal dipakai sebagai angkutan perkotaan dengan regulasi baru di Ibu Kota Jakarta, serta wilayah penyangga. Rencananya, rilis angkot-angkot anyar dengan skema baru itu akan dilakukan mulai Februari 2018 mendatang.
Organisasi Angkutan Darat DKI Jakarta mengungkap, Toyota menyiapkan Avanza Transmover untuk jadi armada, Wuling dengan Confero S-nya, Daihatsu dengan Gran Max, dan Suzuki melalui APV.
Langkah ini diambil dalam rangka menerapkan standar pelayanan minimal atau SPM yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2015, dan mendukung program Ok Otrip.
Lantas, akankah pamor Wuling selaku pendatang baru di industri otomotif nasional bakal terganggu jika salah satu produknya ikut-ikutan jadi angkot? Brand Manager Wuling Motors Indonesia, Dian Asmahani mengatakan, untuk menjadikan mobil Wuling sebagai angkot masih butuh berbagai tahapan.
"Saya belum tahu detailnya seperti apa, dengan produk yang sama atau enggak, atau mungkin ada ubahan-ubahan, harus koordinasi dulu, nanti akan dikasih informasi ya. Bukan cuma ngomong brand image, soal produknya juga, sales, termasuk aftersales," kata Dian kepada VIVA.
Hal berbeda dikatakan Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor, Amelia Tjandra. Dia mengatakan, dengan dijadikan angkutan perkotaan malah pihaknya mendapat keuntungan untuk brand image Daihatsu di Tanah Air.
"Justru dengan masuk ke segmen angkot, orang tahu mobil Daihatsu itu sangat kuat. Orang tahu, sopir angkot itu bawanya kayak gimana kan. ya kami diuntungkan karena Gran Max kan kuat," kata dia.
Standar AC
Salah satu syarat yang dipinta Organda DKI pada angkot-angkot mendatang adalah kewajiban mengusung pendingin kabin alias air conditioner (AC).
Menurut Ketua Organda DKI, Shafruhan Sinungan, yang menarik tak cuma pilihan angkot dengan wajah berbeda. Sebab, kata dia, nantinya angkot 2018, sejenis mini bus tak lagi sama dengan yang ada saat ini. Diproyeksikan, angkutan akan mengambil posisi bangku atau tempat duduk menghadap ke depan, tak lagi berhadap-hadapan antarpenumpang.
"Kalau dulu tuntutan pengusaha angkutan umum dan tuntutan pemerintah, masyarakat, mikrolet itu muat 10 orang, jadi bentuknya hadap-hadapan. Kalau sekarang. tuntutan penumpang angkutan sudah meloncat jauh," kata dia kepada VIVA.
Penumpang menghadap ke depan di angkot terbaru nanti juga penuh perhitungan. Sebab, ini juga memerhatikan dari sisi keamanan dan kenyamanan penumpang. "Rencana Februari-Maret 2018, kita mau luncurkan peremajaan mikrolet atau bus kecilnya," kata dia.