Korban Tewas Airbag Maut Takata Bertambah
- www.inautonews.com
VIVA – Honda telah mengkonfirmasi jumlah korban meninggal akibat airbag maut Takata. Data yang benar menyebut, korban meninggal karena inflator Takata meningkat menjadi 20 orang di seluruh dunia.
Angka tambahan datang dari kasus yang terjadi 10 Juli di Baton Rouge, Lousiana. Selama ini korban yang mengendarai Honda Civic lansiran 2004 tidak tercantum. Padahal pejabat dari Honda dan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) telah mengkonfirmasi bahwa kematiannya diakibatkan inflator yang meledak.
Airbag buatan Takata belakangan memang menjadi sorotan tajam. Apalagi airbag merek itu digunakan banyak pabrikan besar otomotif. Airbag yang seharusnya melindungi ketika pengendara terlibat kecelakaan, justru malah mencelakakan.
Ledakan yang seharusnya hanya berisi gas, ternyata juga berisi beberapa pecahan besi. Setelah ditelusuri ternyata awal mula terjadinya ledakan berasal dari senyawa kimia yang digunakan sebagai bahan pembakar.
Sumber masalahnya adalah inflator airbag yang masih memakai sistem propelant untuk meniup airbag. Propelant ini memakai material yang saat daya tahannya menurun, bisa rapuh dan patah. Akibatnya saat airbag mengembang, inflator dapat merobek kantung udara dan 'menyerang' pengemudi di bagian wajah, hingga dada.
Potensi ledakan inflator juga bisa terjadi jika terkena panas atau kelembaban yang berlebihan.
Kampanye Recall
Dalam sebuah pernyataan, Honda mengatakan hingga kini pihaknya terus gencar mengampanyekan program recall. Honda terus meminta para pemilik mobil yang kendaraannya tercantum dalam kampanye recall untuk mendatangi diler Honda dan ditangani secara gratis.
"Pikiran dan simpati kami ada dalam keluarga pengemudi yang mengalami masa sulit ini," kata Honda dalam pernyataannya. Honda juga menegaskan agar para pemilik mobil mengunjungi www.recalls.honda.com untuk memeriksa status recall kendaraannya.
Kasus Takata adalah salah satu bencana bagi industri otomotif dunia. Sebab, mencakup 46 juta kantung udara dan 34 juta kendaraan dari berbagai jenis. Penarikan yang sangat besar akhirnya mengakibatkan kepailitan bagi Takata. (Sumber: Motortrend, NHTSA)