Survei: Kemacetan Bikin Warga Jakarta Tak Bisa Tepati Janji
- ANTARA Foto/Aprillio Akbar
VIVA – Tentu sudah bukan berita baru lagi mendengar kemacetan parah di jalanan ibu kota Jakarta. Kemacetan selalu menjadi masalah yang coba diatasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah DKI Jakarta. Namun hingga saat ini tak kunjung ditemukan solusinya.
Begitu parahnya kemacetan di Jakarta ini juga terungkap dari sebuah survei terbaru yang dilakukan Uber. Dari total 9 ribu responden pengguna mobil dari usia 18-65 tahun yang tersebar di sembilan kota besar di Asia, Jakarta masih yang terburuk.
Kemacetan Jakarta bahkan lebih mengerikan dibanding Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Hongkong, Taipei, Hanoi, Ho Chi Minh, dan Bangkok.
John Colombo, Head of Public Policy and Government Affairs, mengatakan, rata-rata di Asia Pasifik pengguna mobil terjebak macet selama 52 menit setiap hari dan butuh waktu 26 menit hanya untuk mencari lahan parkir. Kata dia, waktu tersebut setara dengan 19 hari per tahun, di mana yang paling parah itu di Jakarta.
Juga dari hasil survei itu menunjukkan bahwa Jakarta mendapatkan hasil paling buruk. Dari waktu 90 menit mengendarai mobil per hari, warga Jakarta harus menghabiskan waktu di tengah kemacetan selama 68 menit dan butuh waktu 30 menit untuk mencari lahan parkir.
Itu setara dengan 22 hari per tahun. Hal ini pula yang membuat banyak pengguna mobil di Jakarta tak dapat datang tepat waktu.
"74 persen responden di Jakarta melewatkan sebuah acara penting. Acara yang sering terlewatkan pengguna mobil di Jakarta adalah pernikahan 53 persen, kontrol kesehatan dengan dokter 36 persen, wawancara kerja 27 persen, kedukaan 26 persen dan menghadiri konser musik 22 persen," ujarnya di acara Uber Unlock di Sarinah, Jakarta Pusat, Rabu 1 November 2017.
Menurutnya jika situasi kemacetan di Asia terus berlanjut seperti itu, kota-kota besar seperti Jakarta akan mengalami risiko terjadi macet total hanya dalam beberapa tahun ke depan. Kata dia, meski Jakarta mempunyai rencana membangun infrastruktur tapi perlu waktu yang lama dan pembiayaan yang besar. (one)