Rencana Sedan Murah, Mobil Keluarga Bakal Ditinggal?
- www.indianautosblog.com
VIVA.co.id – Di Indonesia, kendaraan jenis sedan masih dianggap sebagai barang mewah. Selain harga, pajak yang dibebankan untuk sedan juga dibuat lebih tinggi dibandingkan dengan kendaraan jenis lain.
Melihat kondisi demikian, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sudah merekomendasikan skema penurunan tarif pajak penjualan barang mewah (PPnBM) mobil sedan sebesar 20-40 persen. Rekomendasi tersebut dimaksudkan agar pajak sedan berkapasitas mesin 1.500 cc ke bawah setara dengan mobil keluarga, yakni sebesar 10 persen.Â
Jika pajak sedan bisa disamakan dengan kelas Multi Purpose Vehicle (MPV), maka para produsen mobil yang ada di Tanah Air bisa menghadirkan sedan untuk dipasarkan di luar negeri.
Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Warih Andang Tjahjono, mengatakan, TMMIN sebagai produsen mobil Toyota di Indonesia mendukung keputusan dan regulasi yang dibuat oleh pemerintah.
"Toyota Indonesia sangat mendukung kegiatan yang bisa meng-create market. Dengan create market secara skala ekonomi akan meng-create industri. Kalau market-nya besar maka industrinya datang ke sini," ujar Warih di Jakarta.
Jika nanti sudah diketuk palu atas rekomendasi tersebut, kata Warih, diharapkan bisa membangkitkan produsen mobil yang ada di Indonesia untuk menciptakan produk yang berdaya saing. Bukan hanya untuk pasar domestik tetapi juga untuk kebutuhan ekspor.
"Kami senang sekali kalau ada kegiatan menciptakan pasar seperti ini. Tapi harus diikuti dengan kegiatan industri supaya Indonesia ikut serta berpartisipasi di market. Jangan sampai Indonesia yang pasarnya besar hanya jadi penonton. Kalau industri bagus, daya saing bagus, maka kita bisa ikut serta," papar Warih.
Ditanyakan soal perbedaan selera antara konsumen Indonesia dengan konsumen di luar Indonesia, Warih mengatakan, kondisi ini nanti akan terlihat langsung secara nyata di pasar, yang diinginkan konsumen apakah model sedan atau tetap mobil keluarga. "Nanti akan diuji keadaannya oleh konsumen. Pasar lagi yang menentukan," ujarnya. (one)