Bosch Bersiap Lahirkan ECU untuk Mobil LCGC

Bosch Ultra Gel Battery.
Sumber :
  • Yasin Fadilah/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Mobil ramah lingkungan yang masuk program pemerintah atau yang disebut Low Cost Green Car (LCGC) seperti Toyota Agya, Calya, Daihatsu Ayla, Sigra, Honda Brio Satya, dan Suzuki Karimun bakal disematkan ECU (Engine Control Unit). Salah satu pemasoknya adalah Bosch, yang kabarnya akan dibuat secara lokal.

Toyota Akui Bukan Perkara Mudah Hadirkan Mobil LCGC Hybrid

“Kami akan menjual ECU mulai Maret tahun depan. Kami akan mulai proyek lokalisasi guna menyediakan ECU untuk mobil yang dirakit di Indonesia," ujar Andrew Powell, Managing Director Bosch Indonesia, di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa 25 Juli 2017.

Reynold Rumambi, Original Equipmet Bosch Indonesia, mengatakan, intinya ECU tersebut untuk semua mobil tapi yang pertama disediakan untuk kelas LCGC dan untuk merek, dirinya tidak bisa membocorkan sekarang, yang jelas dari pemain utama.

Viral Mobil Lawan Arah di tengah Kemacetan, Tapi Siapa yang Salah?

“Menggantikan produk yang sudah ada (ECU), jadi yang sekarang masih di produski di luar. Kemudian kita lokalkan di sini, jadi ke depan semua ECU tersebut akan di produksi di Indonesia dan kami mulai ke pabrikan mobil pada Maret 2018,” katanya.

Kata dia, proses pembuatan ECU di dalam negeri, Bosch akan tetap memanfaatkan tenaga kerja lokal yang dibantu oleh tenaga profesional dari Jerman, asal Bosch. Sebab, dalam pembuatan ECU pun semuanya sudah melalui komputerisasi dan mesin-mesin canggih yang akan mengerjakan.

Kesabaran Setipis Tisu, Cuma Gara-gara Ini Pengguna Mobil Hajar Pemotor

“Kalau yang kita suplay sekarang dan masih import itu bukan hanya LCGC saja, tapi termasuk midle up sampai premium. Tapi semuanya akan kita lokalkan, dan yang pertama kali masuk kelas LCGC, jadi ke depannya akan menyusul mobil-mobil untuk midle up,” sambungnya.

Ia juga menjelaskan, kenapa ECU pada mobil LCGC yang di lokalkan terlebih dahulu. Menurutnya, karena program pemerintah, mobil LCGC yang umurnya sudah lima tahun dan harus dilokalkan. "Jadi dari sekian banyak komponen, ECU itu yang belakangan karena ada beberapa komponen di tahun kedua yang sudah harus lokalkan," katanya.

Laba Rp1,2 Triliun

Bosch sebagai perusahaan pencipta teknologi untuk industri otomotif kali ini mendapat keuntungan yang menakjubkan di Indonesia. Pasalnya, sepanjang 2016 lalu, Bosch meraup keuntungan dari penjualannya di teknologi otomotif hingga Rp1,2 triliun.

"Konsumen kelas menengah dan orang-orang kaya di Indonesia akan mencapai 141 juta di tahun 2020 mendatang dengan daya beli yang akan meningkat cepat. Tren konsumsi juga akan bergeser dari barang penting ke produk yang menawarkan daya tahan lama," kata Powell.

Kata Andrew, penjualan yang didapat Bosch bukan sepenuhnya di industri otomotif saja, tapi ada beberapa bagian lain seperti barang-barang elektronik. Menurutnya, di otomotif masih tetap yang paling besar dari sektor bisnis Bosch di Tanah Air.

"Peluang industri otomotif di Indonesia saat ini memang sedang meningkat 4,6 persen di 2016. Ini merupakan pertumbuhan yang positif setelah terjadi perlambatan 2014-2015. Bosch akan terus meningkatkan bisnis mobility solutions untuk kebutuhan lokal," katanya.

Sebagai informasi, Bosch bukan hanya sebagai penyedia teknologi pabrikan saja atau Original Equipment Manufacturing (OEM), tapi juga menjajakan produk-produk after market seperti sistem pengereman, diesel, bensin, teknologi pencahayaan, klakson, wiper, diagnostik, sistem hybrid, alternator dan lain-lain. (ren)

Mitshubishi akhirnya telah memperkenalkan mobil yang akan menjadi pesaing Toyota Avanza. Dengan bentuk lebih macho, mobil berjenis small MPV ini sangat menarik perhatian. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya