Test Drive Mercedes-Benz E250 Avantgarde dan E300 AMG
- Mercedes-Benz Indonesia
VIVA.co.id – Salah satu cara Mercedes-Benz bersaing di pasar mobil mewah Indonesia adalah dengan memperbanyak model yang dirakit secara lokal.
Dengan melakukan hal itu, diharapkan harga jual bisa lebih bersaing. Soal kualitas, PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) sebagai agen pemegang merek mengklaim, bahwa mobil yang dirakit di dalam negeri sama baiknya dengan buatan Jerman.
Untuk membuktikan hal tersebut, MBDI mengundang beberapa jurnalis mencoba mengendarai dua mobil baru mereka yang kini sudah dirakit di pabrik Wanaherang, Jawa Barat, yakni E250 Avantgarde dan E300 AMG.
Kedua tipe ini merupakan keluarga dari Mercedes-Benz E-Class, dan dijual dengan banderol 1,1 miliaran untuk E250 serta Rp1,3 miliaran untuk E300. Kedua harga tersebut berstatus off-the-road.
Harga jual E250 rakitan lokal lebih murah Rp50 juta dibandingkan dengan versi impor. Sementara, seri E300 dengan aksesori AMG hanya tersedia secara rakitan lokal saja untuk saat ini. E300 Avantgarde yang didatangkan dari luar negeri lebih mahal Rp50 juta dibandingkan E300 AMG lokal.
New Mercedes-Benz E-Class E300 AMG. (Foto: VIVA.co.id/Krisna Wicaksono)
Secara eksterior, perbedaan antara E250 dan E300 ada pada desain bumper. Lubang udara di bumper E250 terlihat menyerupai kacamata, sementara E300 memiliki pemisah di bagian bawah lampu.
Tampilan kedua mobil ini dipermanis dengan aksen krom pada bagian bumper depan dan belakang. Menurut Presiden Direktur MBDI, Roelof Lamberts, aksen krom mampu memberi kesan mewah pada mobil.
Selanjutnya...penuh fitur canggih
Masuk ke bagian dalam, penumpang akan disuguhi dengan desain interior yang cukup apik dan mewah. Sebagian besar panel dibalut dengan material kulit. Pada dasbor dan pintu terdapat aksen bermotif karbon untuk E250 dan kayu untuk E300.
Dasbor dibuat tegak dan cukup rendah, sehingga pengemudi dapat memantau situasi depan dengan mudah. Semua pengaturan kursi depan dan setir sudah menganut sistem elektronik.
Bagian tengah jok pada E250 memakai pelapis yang sama dengan bagian pinggirnya, sementara pada E300 menggunakan bahan suede. Panoramic roof yang menjadi ciri khas mobil-mobil mewah ada pada E300 saja.
Bagian dasbor didominasi layar berukuran 12,3 inci sebanyak dua buah, satu di bagian tengah dan satu lagi di depan pengemudi. Kedua layar ini berfungsi menampilkan beragam informasi, mulai dari pendingin kabin, pemandu jalan, sistem hiburan, hingga status kendaraan.
Kedua mobil telah dibekali dengan sensor di sekeliling bodi, yang berfungsi memandu pengemudi saat parkir. Seri E300 bahkan juga dilengkapi dengan kamera 360 derajat, mirip dengan yang dipasang Nissan pada X-Trail.
Salah satu fitur canggih yang ditanamkan pada E250 dan E300 rakitan lokal adalah kemampuan untuk parkir secara otomatis. Fitur ini bisa dipakai saat hendak parkir paralel maupun seri.
Interior New Mercedes-Benz E-Class E300 AMG. (Foto: VIVA.co.id/Krisna Wicaksono)
Sistem hiburan E-Class terbaru ini sudah mengadopsi teknologi Apple Car Play dan Android Auto. Sayangnya, menurut pihak MBDI, fitur Android Auto belum bisa digunakan karena Google belum menyediakan layanan tersebut di Indonesia.
Untuk memudahkan penumpang belakang, MBDI memasang tambahan fitur pada sistem komputer mobil, Fitur tambahan ini bisa digunakan untuk mengatur mode berkendara, mencari tempat makan atau memutar musik yang diinginkan, melalui perangkat iPad.
Contohnya saat berkendara bersama sopir. Pemilik mobil bisa mengatur mode berkendara menjadi comfort atau eco. Ia juga bisa mencari tempat makan terdekat melalui iPad yang terhubung ke pemandu jalan mobil. Sopir hanya perlu mengikuti arahan yang terpampang pada layar di depannya.
Interior New Mercedes-Benz E-Class E300 AMG. (Foto: Mercedes-Benz Indonesia)
Saat bahan bakar hampir habis, komputer akan menunjukkan pada layar lokasi pengisian bahan bakar terdekat. Ini dilakukan secara otomatis, sehingga pengemudi bisa segera mengarahkan mobil sebelum kehabisan bensin.
Performa dan kenyamanan
Baik E250 maupun E300 dilengkapi dengan mesin empat silinder berkapasitas 1.991 cc. Pada E250, tenaga yang dihasilkan mesin hanya 211 daya kuda dan torsi 350 Newton meter. Sedangkan pada E300, mesin bisa mengeluarkan tenaga 245 daya kuda dan torsi 370 Nm.
Pada mesin telah dipasang fitur start/stop, yang akan berfungsi saat mobil berhenti selama beberapa detik. Sayangnya, getaran mesin masih terasa saat fitur tersebut aktif dan non-aktif.
Melaju pada kecepatan 100 kilometer per jam sangat nyaman dengan mobil ini. Tidak ada getaran yang terasa, dan suara luar juga dapat diredam dengan sangat baik. Rasa nyaman juga masih bisa dinikmati hingga kecepatan 160 km per jam, namun deru mesin dan suara angin mulai sedikit mengganggu.
Memantau kecepatan dan kondisi mesin dapat mudah dilakukan, berkat layar 12,3 inci di balik setir. Layar ini bisa dikonfigurasi untuk menampilkan kecepatan, putaran mesin, jarak tempuh, status ban, peta, sistem hiburan, dan masih banyak lagi.
Soal pengendalian, E-Class rakitan dalam negeri ini nyaris tidak ada bedanya dengan versi impor. Meski panjangnya hampir lima meter, namun mobil ini masih enak untuk dibawa menyelip di antara kemacetan lalu lintas.
Interior New Mercedes-Benz E-Class E300 AMG. (Foto: Mercedes-Benz Indonesia)
Saat berada di jalan tol, mode berkendara Sport dan Sport+ sebaiknya diaktifkan untuk bisa mendahului kendaraan lain dengan cepat dan mudah. Namun, penumpang bakal bisa tidur lebih nyaman jika mode berkendara diatur pada Comfort atau Eco.
Guncangan jalan dapat diredam dengan sangat baik. Sempat beberapa kali ban menghajar lubang besar, sehingga menimbulkan suara keras yang cukup menyeramkan. Namun, hampir tidak ada guncangan yang terasa di dalam kabin.
Sama seperti sedan mewah lainnya, E-Class juga sudah dibekali dengan sistem pemandu arah. Tampilannya sangat menarik, gedung-gedung yang ada di Jakarta bisa ditampilkan dengan cukup detail. Navigasi arahnya juga mudah dimengerti.
Sayangnya, ada dua hal yang mengganggu dari fitur ini. Yang pertama adalah pengemudi harus mengganti kota tujuan saat hendak mencari alamat. Ini tentunya cukup menyulitkan, terutama jika mengemudi seorang diri.
Hal kedua berkaitan dengan aturan lalu lintas. Sistem ini belum menyesuaikan secara otomatis jika arah yang dituju sedang berlaku aturan ganjil genap. Bahkan, sistem juga meminta pengemudi untuk berputar balik di persimpangan yang terdapat tanda dilarang putar balik.
Interior New Mercedes-Benz E-Class E300 AMG. (Foto: Mercedes-Benz Indonesia)
Soal konsumsi bahan bakar, saat memakai mode Comfort dan melintas di Tol Jakrta-Cikampek, mesin akan menghabiskan satu liter bensin untuk setiap 10,5 kilometer. Namun saat terjebak kemacetan lalu lintas, angkanya bisa berubah menjadi 9,5 km per liter.
New Mercedes-Benz E-Class rakitan lokal ternyata memang hampir sesuai dengan klaim MBDI, baik dari sisi kemewahan maupun kenyamanan.
Di Amerika, mobil ini mendapat penghargaan sebagai mobil mewah terbaik di dunia, dan versi lokalnya bisa dibilang sudah bisa mewakili semua yang dibutuhkan untuk mendapat gelar tersebut. (mus)