Curhatan Sedih Mahathir Mohamad Saat Proton Dicaplok Geely
- www.wsj.com
VIVA.co.id – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, meradang mendengar kabar Proton yang dicaplok Geely. Sebelumnya, dikabarkan bahwa pabrikan otomotif asal Tiongkok ini telah membeli 49 persen saham Proton.
Dilansir Paultan, Jumat 26 Mei 2017, Mahathir memang sosok penting lahirnya Proton. Saat masih menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia, Mahathir memang punya ambisi besar negaranya memiliki mobil nasional hasil karya putra-putra terbaik Negeri Jiran.
Mahathir juga selalu memegang kendali Proton selama ia masih menjabat sebagai perdana menteri. Kini meski tak lagi punya kuasa di Proton setelah ‘didepak’, Mahathir tetap membuktikan kecintaannya pada Proton. Termasuk tak terima saat saham Proton dibeli asing.
Kekecewaan Mahathir Mohamad ini disampaikan lewat blog pribadinya. Ia menilai Proton yang dideskripsikan sebagai 'anaknya' ini tak lama lagi menjadi kebanggaan Malaysia karena sudah dicaplok perusahaan asing.
Berikut, beberapa butir-butir penting kekecewaan Mahathir yang diungkapkan lewat blognya. Pertama, Mahathir mengatakan bahwa Proton ibarat 'anak' dari buah pemikirannya yang kini telah dijual ke pihak asing dan ia merasa sedih karena Proton kini tak bersifat nasional lagi, tidak ada lagi mobil nasional.
Poin kekecewaan Mahathir lainnya, ia mengaku tak akan bangga jika Proton kelak akan sukses dan tersebar di seantero dunia. Pasalnya, kesuksesan itu tidak dilakukan negaranya. Bahkan ia menganalogikan, tak akan bangga Malaysia maju jika semua dibeli pihak asing.
"Saya mungkin akan segera mati dan mungkin ini tahun, bulan atau bahkan hari-hari terakhir saya, saya akan melihat negara tercinta saya dijual ke pihak asing. Kita akan melihat lebih banyak lagi yang dijual dari negara kita ini," tulis Mahathir.
Proton sendiri didirikan Mahathir Mohamad pada 7 Mei 1983 silam dengan markas di Shah Alam, Selangor. Selama di bawah kendali Mahathir, Proton sukses menjadi produsen mobil paling populer di Malaysia bahkan hingga ke manca negara termasuk Indonesia.