Duet MPV Nissan-Mitsubishi Bakal Berbeda dengan Avanza-Xenia
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Pada 2016 lalu Nissan Motor Corporation (NMC) membeli 34 persen saham milik Mitsubishi Motors Corporation (MMC). Pembelian dilakukan lantaran opsi menjual ditempuh Mitsubishi karena merugi usai terganjal skandal penipuan emisi di Jepang.
Dengan kepemilikan saham tersebut, Nissan dimungkinkan untuk berbagi platform bersama Mitsubishi terhadap mobil mereka masing-masing. Salah satu rencana besar yang tengah ramai diperbincangkan adalah menghadirkan produk kembaran XM Concept dengan emblem Nissan.
Dengan demikian, model itu seperti halnya duet Avanza-Xenia yang telah lama populer di Indonesia. Langkah ini tentu terbilang wajar, dan diharap dapat berkontribusi terhadap perkembangan antara Nissan dan Mitsubishi di banyak lini.
Terkait rencana ini, President Director Nissan Motor Indonesia, Eiichi Koito, mengatakan, berbagi platform dengan Mitsubishi bisa dilakukan dari banyak hal. "Bisa saja platformnya, engineering-nya, transmisi, untuk membentuk biaya yang baik. Cost bisa diturunkan, nantinya harga jual jadi lebih kompetitif," kata Koito, di Jakarta.
Versi Low MPV Nissan diproyeksi akan memiliki fitur lebih tinggi ketimbang XM Concept. Dengan begitu posisi mereka tidak akan bertemu langsung di pasar, melainkan saling mengisi satu sama lain. "Tetapi meski platformnya sama, tetapi tidak akan identik seperti Toyota-Daihatsu, karena konsumen Mitsubishi dan Nissan itu berbeda. Comming soon, yang pasti akan sangat berbeda,” kata Koito.
Sementara itu Vice President Director NMI Davy J Tuilan mengatakan, aliansi antara Nissan dan Mitsubishi tentu menguntungkan kedua belah pihak. Kata dia, Nissan bisa saja memanfaatkan Mitsubishi begitu juga sebaliknya. Tetapi untuk produk aliansi tentu berbeda dengan model kolaborasi antara Toyota-Daihatsu.
"Yang pasti kami saling melengkapi. Tren segmen Indonesia berbeda dengan global, Indonesia Low MPV, dengan aliansi ini biaya Research and Development bisa ditekan. Kami akan saling ambil keuntungan. Soal model kolaborasi, pasti berbeda dengan Toyota-Daihatsu,” kata Davy. (one)