Fenomena Pabrikan Mobil Ramai-ramai Bisnis Kendaraan Bekas
- VIVA.co.id/Jeffry Yanto
VIVA.co.id – Belakangan ini banyak pabrikan mobil yang gencar melirik bisnis mobil bekas dengan mendirikan sebuah showroom. Tak cuma merek premium seperti Mercedes-Benz dan BMW, kini PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) juga melakukan hal yang sama. Suzuki bahkan mengaku memberikan iming-iming garansi satu tahun bagi mobil-mobil bekas yang dijualnya.
Lantas, mengapa para pabrikan kini berlomba-lomba menancapkan kuku bisnisnya di pasar mobil bekas? Padahal, data penjualan pastinya pun tak ada, berbeda dengan penjualan mobil baru yang terdata di Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia.
Business Development PT SIS, Hendro H. Kaligis mengatakan, penjualan mobil bekas belakangan terus tumbuh. Kata dia, kondisi ini juga berlaku di beberapa negara berkembang lainnya. Dia menggambarkan penjualan kendaraan dalam bingkai piramida. Di posisi paling bawah (terbesar) biasanya diisi sepeda motor, di atasnya ada mobil bekas, lalu mobil baru, dan yang paling atas (paling kecil) adalah kendaraan koleksi.
"Tapi di Indonesia tidak ada data yang mencatat itu (penjualan mobil bekas), jadi seakan-akan bisnis mobil bekas tidak sebesar mobil baru. Karena di mobil bekas ada yang namanya transaksi perseorangan, makin tambah tidak teridentifikasi lagi," ujarnya di Gading Serpong, Tangerang Selatan.
Padahal realitanya pasar mobil bekas itu terus bertumbuh. Meski ada beberapa bulan yang terkadang penjualan turun dan naik, itu merupakan dinamika normal. Menurutnya, mobil bekas memang lebih menjanjikan, karena melirik harga yang lebih terjangkau konsumen.
"Konsumen yang ingin memiliki kendaraan tapi dananya terbatas, pasti memilih mobil bekas. Dan ada banyak keuntungan yang didapat oleh konsumen jika membeli mobil bekas dari outlet yang berada di bawah naungan APM. Karena mobil masih di-cover garansi," tuturnya.