Usaha Penjahit Jok Kebon Sirih untuk Menyambung Rezeki
- VIVA.co.id/Pius Yosep Mali
VIVA.co.id – Jalan Kebon Sirih, yang dulu dikenal sebagai sentra pengrajin jok mobil, kini seakan kehilangan pamornya. Para penjahit yang dulu terlihat ramai di sisi kiri dan kanan jalan, kini terlihat hanya segelintir saja.
"Kalau kayak begini kan, pekerjaan jasa. Ada yang datang, ya dapat duit. Enggak ada, ya kosong. Bersyukur saja," ujar Dedi, salah satu penjahit jok mobil di Kebon Sirih kepada VIVA.co.id.
Pria yang sudah menjadi penjahit jok selama 35 tahun itu menuturkan, meski tak seramai dulu, ada saja pelanggan yang memanfaatkan jasanya. Pemilik mobil yang datang umumnya sudah mengetahui, atau kenal dengan penjahit yang ada.
"Biasanya, pelanggan yang dia sudah tahu. Ada juga konsumen yang memang baru kenal dan lihat. Tetapi, memang sudah enggak seramai dulu," kata dia
Untuk menyambung rezeki, kata Dedi, dirinya kini tidak hanya menunggu pemilik mobil datang untuk mereparasi jok, tetapi juga mulai menjual jok copotan atau limbahan.
"Jual jok copotan Xenia, Avanza, APV, dan Granmax. Tetapi, saya biasanya lihat dulu, enggak langsung orang tawarkan terus saya bayar. Takutnya dari mobilnya curian, bahaya," tuturnya.
Jok-jok tersebut, umumnya berasal dari mobil keluarga dengan bangku tiga baris. Nantinya, jok dijual kepada konsumen yang mencari, atau ingin menggantinya.
"Harganya Rp2 juta untuk jok Avanza, asli ya. Itu berikut ongkos pasang. Tetapi, enggak semua jok sama ukurannya. Lihat jenis mobilnya juga," kata dia. (asp)