Berburu Mobil Bekas Lewat Lelang, Banyak yang Salah Kaprah
- VIVA.co.id/Pius Mali
VIVA.co.id – Membeli mobil atau motor bekas pakai melalui sistem lelang ternyata belum banyak dikenal oleh masyarakat. Ini lantaran masih banyak masyarakat yang salah kaprah tentang lelang produk otomotif di Indonesia.
Sistem lelang sebenarnya sudah banyak dilakukan di luar negeri. Cara ini menjadi kesempatan emas bagi penggemar otomotif atau kolektor kendaraan untuk mencari produk yang tidak biasa dan jarang dijual di pasaran.
"Kalau di luar Indonesia, lelang sudah banyak dilakukan. Di acara lelang biasanya banyak mobil yang jarang ada di pasaran umum. Tetapi di Indonesia sedikit berbeda," ujar General Manager MPM Lelang, Mohamad Arief Arianto kepada VIVA.co.id.
Ditemui di kantor operasional MPM Lelang di Puri, Jakarta Barat, Arief menyebut ada dua pola pikir yang salah kaprah dari konsumen Indonesia terhadap lelang kendaraan.
"Soal lelang ada dua pandangan di masyarakat, yakni barang yang dijual bermasalah sehingga kalau beri dari lelang dikhawatirkan membeli masalah baru. Lalu yang kedua, mereka cuma berpikir lelang itu berupa partai besar. Artinya, orang yang mau beli mobil satu unit berpikirnya buat apa lewat lelang," ujar dia.
Saat ini balai lelang, lanjut Arief, juga sudah melayani konsumen pribadi yang ingin membeli kendaraan lewat sistem lelang. Sehingga, proses tawar menawar harga kendaraan menjadi lebih optimal ketimbang hanya menjual untuk pemilik showroom atau pemain mobil bekas.
"Padahal saat ini balai lelang untuk otomotif sudah satuan. Ini lebih untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat. Kalau sebelumnya kan terbatas. Kami melakukan lelang berharap terbentuk harga yang optimal. Kalau yang beli showroom, mereka pasti sudah persiapkan perhitungan marginnya. Maka kami coba cari katageori end user (pemilik pribadi). Segmen ini tidak berpikir margin, yang penting harganya di bawah harga pasar," Arief menjelaskan. (ase)