RMA 'Selamatkan' Konsumen Ford di Indonesia
- viva.co.id/Yasin
VIVA.co.id – Para pemilik mobil Ford di Indonesia kini bisa sedikit bernafas lega. Sebab, PT Mitra Bisnis, anak perusahaan RMA Group, sejak 1 November mulai beroperasi sebagai distributor resmi Ford Service dan Genuine Parts di Indonesia.
Dengan hadirnya RMA sebagai pihak ketiga Ford di Tanah Air, tentu membuat konsumen bisa mendapatkan layanan dari jaringan service center resmi Ford.
Selain itu, pengguna juga akan mendapatkan akses untuk perawatan kendaraan dan layanan berupa suku cadang asli Ford, garansi resmi untuk perbaikan dan road side assistance selama 24 jam, selama masa garansi berlaku.
Kendati demikian, banyak pengguna yang masih bertanya-tanya perihal keberadaan RMA yang dianggap baru menginjakkan kakinya itu di Indonesia. Padahal, perusahaan asal Thailand itu sudah cukup lama hadir.
Yanto Mardianto, Senior Manager Marketing & Sales RMA Indonesia mengatakan, perusahaannya itu sudah mulai beroperasi di Indonesia sejak 2008 dengan menyalurkan pikap Ranger untuk kebutuhan perusahaan tambang seperti Kalimantan dan juga Papua.
Untuk itu, Yanto menilai, konsumen tidak perlu khawatir dengan ditunjuknya RMA Group sebagai distributor after sales Ford di Tanah Air. Sebab, bisnis RMA diklaim cukup besar untuk tetap bertahan di tengah gempuran ekonomi maupun masalah lainnya.
“Kami juga buka bisnis di banyak negara dan tidak pernah meninggalkan konsumen. Contohnya di Vietnam sampai sekarang, dan Kamboja juga sama,” katanya di Pondok Indah, Jakarta Selatan.
RMA juga dikatakan Yanto merupakan perusahaan yang hadir untuk melakukan penyelamatan terhadap konsumen Ford di Indonesia paska hengkangnya Ford Motor Company beberapa waktu lalu agar bisa mengembalikan image kepada konsumennya.
“Kami berusaha untuk membenahi hal ini, khususnya dalam pelayanan after sales service dan spare part," ujarnya.
Sementara itu, saat ditanyai perihal produk baru yang akan diimpor, Yanto mengatakan, kalau RMA saat ini tengah memprioritaskan pada masalah after sales services terlebih dahulu, dibanding mengejar izin impor produk Ford.
“Kami masih dalam proses menjaga kepercayaan dan tanggung jawab, agar tertanam peace in mind di benak konsumen, dan tidak khawatir lagi akan servisnya. Jadi yang diprioritaskan servis dahulu,” katanya.