Alasan Mercy Belum Bawa Mesin Sprinter V6 ke Indonesia

Modifikasi Mercedes-Benz Sprinter.
Sumber :
  • Yasin Fadilah/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Pabrikan asal Jerman, Mercedes-Benz ikut meramaikan segmen pasar kendaraan niaga dengan menghadirkan Sprinter. Mobil ini dianggap memiliki utilitas yang bisa digunakan dalam berbagai bidang seperti travel, city tour dan juga kendaraan bandara.

DFSK Donasikan 3 Unit Transmisi CVT untuk Anak Sekolah

Dengan mengusung mesin berkapasitas 2.200 cc, Sprinter menawarkan tenaga optimal serta torsi yang berlimpah di kelasnya, yakni 330 Newton meter.

Namun, meski sudah dipasarkan di Indonesia, mesin tersebut masih mengusung bahan bakar Euro3 yang tentunya berbeda dengan negara asalnya. Di mana, mesin V6 dengan bahan bakar yang lebih tinggi juga ikut mewarnai mobil bongsor itu. Lantas, kenapa tidak dibawa ke Indonesia?

Kia Seltos Terbaru Meluncur Besok di GIIAS 2024, Kini Punya 2 Varian Mesin

Managing Director Commercial Vehicle Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Ralf Kraemer mengungkapkan alasan hanya membawa satu mesin Sprinter ke Indonesia. "Hal itu, karena adanya perbedaan standar emisi di dunia, sehingga menjadikan kami tidak membawa semua varian ke sini. Sejauh ini, kita mulai dengan Sprinter 2.0 L karena cukup bertenaga," kata Ralf di Nusa Dua, Bali.

Kendati demikian, Ralf mengatakan tidak menutup kemungkinan varian lain yang saat ini sudah beredar di pasaran Eropa itu akan dibawa ke Indonesia. "Iya, kita juga tidak menutup kemungkinan apabila costumer menginginkan Sprinter dengan mesin yang lain. Kami juga mendengarkan, apabila keinginan mereka maka akan dipasarkan di Indonesia," ujarnya.

Ini Tradisi yang Wajib Dilakukan Sebelum Hidupkan Mesin Mobil

Sementara itu, Deputy Director Sales Operation Bus and Vans Mercedes-Benz Distribution Indonesia, Adri Budiman mengatakan, alasan belum dibawanya mesin diesel V6, karena hingga saat ini bahan bakar di Indonesia khususnya diesel belum mampu untuk mengimbangi kebutuhan teknologi mesin diesel modern.

"Kalau di Jerman sendiri kan sudah Euro5, bahkan mau menjadi Euro6, sedangkan di Indonesia masih Euro3. Jadinya, belum bisa kita masukkan ke Indonesia," ujar Adri. (asp)

Banjir melanda Sulsel mengakibatkan sejumlah kendaraan dan rumah terendam.

Walau Murah, Ini Risiko Beli Mobil Bekas Kena Banjir

Membeli mobil bekas yang terkena banjir memiliki banyak risiko besar, dan cukup merugikan pembelinya di kemudian hari.

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024