Kendala Penerapan Euro 4 di Indonesia
- ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
VIVA.co.id – Saat ini, sebagian besar negara-nergara maju telah menerapkan standar emisi Euro 4, baik untuk industri otomotif maupun penyediaan bahan bakar.
Hal ini dianggap perlu, mengingat polusi yang dihasilkan kendaraan tiap tahun semakin banyak jumlahnya. Bila tidak diterapkan, maka bisa menimbulkan masalah kesehatan dan juga iklim.
Sementara itu, Indonesia hingga saat ini masih menerapkan standar emisi Euro 2. Pemerintah sebenarnya punya keinginan untuk mengubah Euro 2 ke Euro 4. Namun, hal tersebut tidak mungkin dilakukan dalam waktu dekat.
Alasannya, meski industri otomotif mengaku sudah siap menghadirkan kendaraan berstandar Euro 4, tapi belum tersedia bahan bakar yang menunjang.
Pertamina selaku produsen BBM saat ini sedang membangun kilang BBM Euro 4 di Balikpapan, Kalimantan Timur.
"Tahap satu, kami akan bangun kilang minyak Euro 4 di Balikpapan, dan 2019 mendatang sudah selesai,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Wianda Pusponegoro, beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Sekjen Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, Kukuh Kumara mengatakan, jika pada waktu yang ditentukan Pertamina belum siap, maka proyek ini tidak akan bisa berjalan.
Kendala lainnya adalah kapasitas produksi BBM. Menurut Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, I Gusti Putu Suryawirawan, tidak mungkin semua kendaraan yang ada di Indonesia saat ini memakai BBM Euro 4.
"Enggak mungkin, kita sudah kasih angka ke Pertamina. Paling hanya mobil baru saja (yang bisa pakai)," ujarnya.
Solusinya, menurut Putu, yakni dengan menerapkan standar Euro 4 pada mobil-mobil baru saja. “ Harusnya sih bisa, kalau hanya sekitar satu juta unit saja (jumlah produksi mobil baru per tahun).”
(mus)