Ekspedisi Datsun Angkat Sosok Inspiratif di Lampung
- VIVA.co.id/Yunisa Herawati
VIVA.co.id – Acara terakhir Datsun Risers Expedition edisi kedua digelar dengan menjelajah daerah yang ada di sekitar Lampung.
Perjalanan pertama mengunjungi pusat konservasi gajah di Taman Nasional Way Kambas, Lampung Timur. Tempat ini merupakan tempat penangkaran dan pelatihan para gajah. Jumlah gajah yang ada sebanyak 61.
Setibanya di tempat tersebut, VIVA.co.id dan sejumlah rombongan tim Datsun disambut beberapa gajah, yang siap mengalungi para tamu dengan karangan bunga, menggunakan belalai mereka.
Setelah itu, kami berkesempatan mencoba menunggang gajah mengelilingi Taman Nasional Way Kambas. Tentunya kami tidak sendiri, setiap gajah dikawal pawang yang sehari-hari akrab dengan hewan bertubuh bongsor tersebut.
Kebetulan, kedatangan kami di Taman Nasional Way Kambas bertepatan dengan gelaran festival Way Kambas. Jumlah pengunjung pun membludak, tak seperti hari biasanya.
Dari informasi yang diperoleh, kegiatan festival Way Kambas itu terdiri dari Way Kambas Adventure Trail, Fun and Run Way Kambas 10K, Gowes to Way Kambas, Jelajah Way Kambas, dan Fox Hunting Signal Way Kambas.
"Dari sekian banyak rangkaian kegiatan festival Way Kambas, momen tunggang gajah dan atraksi gajah menjadi yang paling menarik perhatian pengunjung," kata pawang gajah di Taman Nasional Way Kambas, Karno.
Setelah selesai menikmati keindahan Taman Nasional Way Kambas, kami pun mengunjungi local heroes, yang merupakan rangkaian acara DRE. Local heroes itu yakni pendiri Taman Baca Pelangi Hijau, Rudi Hartono.
Lokasinya tak jauh dari Way Kambas, tepatnya di Desa Labuhan Ratu 9. Di tempat tersebut, warga sekitar bisa diajarkan untuk membaca dan berbicara menggunakan berbahasa Inggris, secara gratis.
"Taman Baca Pelangi Hijau berdiri sejak awal 2015. Berangkat dari keprihatinan masih banyaknya buta huruf masyarakat sekitar," kata Rudi.
Setelah berinteraksi di taman baca, kami mendatangi local heroes kedua, yakni Siti Rahayu. Ia merupakan pengrajin sekaligus sosok yang melestarikan kain tapis, kain tradisional khas Lampung yang terbuat dari benang emas atau perak motif.
Siti memiliki toko galeri untuk menyimpan koleksinya. Ia juga mempekerjakan beberapa ibu rumah tangga sebagai karyawan.
"Dipilihnya Siti Rahayu, karena kontribusinya menjaga kebudayaan Lampung dan membantu sumber daya alam lokal, untuk memiliki pekerjaan yang bisa berkarya mengangkat budaya Lampung," ungkap Public Relations Datsun Indonesia, Jagad Shidayoda.