Trump Unggul di Pilpres AS, Ini Komentar GM Indonesia

Chevrolet Trax
Sumber :
  • Herdi/VIVA.co.id

VIVA.co.id – Akhir-akhir ini, perhatian dunia fokus pada ajang pemilihan Presiden Amerika Serikat yang baru.

PHK Besar-besaran, Industri Otomotif Global Terancam Tumbang

Setelah melewati proses panjang, akhirnya jagoan Partai Republik, Donald Trump, berhasil mengungguli pesaingnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton.

Hal ini langsung menjadi bahan perbincangan masyarakat. Sebab, pria yang terkenal suka membuat kontroversi itu tidak disangka bisa mengambil hati rakyat AS.

Kawin Silang Hyundai dan GM Siap Lahirkan Mobil Listrik dan Hidrogen

Tak hanya itu, terpilihnya Trump sebagai Presiden AS ke-45 juga ternyata diprediksi akan berdampak pada industri otomotif, khususnya merek Eropa dan Jepang. Lantas, bagaimana dengan produsen mobil asal AS?

Diketahui, saat ini salah satu produsen mobil asal AS yang berkiprah di Indonesia adalah General Motors.

KPK Sita 1 Mobil Lagi Milik Andhi Pramono yang Diumpetin di Bengkel, Chevrolet BLR 58

Presiden Direktur GM Indonesia, Gaurav Gupta mengatakan, ia tidak mau ikut campur perihal terpilihnya Trump sebagai Presiden AS.

"No comment, business is business, politik adalah politik. Jadi, kami tidak bisa mencampurkan hal itu," kata Gaurav kepada VIVA.co.id, Kamis 10 November 2016.

Saat ditanya perihal efek yang ditimbulkan dari terpilihnya Trump, Gaurav juga enggan menanggapinya.

"Terlalu dini untuk buat satu penilaian, bahwa akan ada dampaknya ke kami. Jadi, tidak berkaitan dengan apa yang terjadi di sana dengan kami," ujarnya beralasan.

Gaurav juga mengatakan, GM Indonesia tidak terpengaruh dengan adanya isu akan berimbasnya Industri otomotif, saat nanti Trump resmi menghuni Gedung Putih.

"Kami lebih fokus ke penjualan dan konsumen. Kami tidak main politik. Dalam hal ini, kami mengingatkan, mutu layanan sesuai apa yang diminta pasar," ujarnya menjelaskan.

Sebagai informasi, anak perusahaan GM, Chevrolet, pernah mendapat sumbangan dana untuk membangun pabrik dan bersaing di kancah industri Internasional dari pemerintah AS, yang saat itu dipimpin oleh Barrack Obama.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya