'Mustahil' Honda Indonesia Hadirkan Freed Terbaru
- paultan
VIVA.co.id – Seperti yang diketahui pabrikan Honda yang bermarkas di Jepang sudah meluncurkan Honda Freed terbaru di tanah kelahirannya pada 18 September 2016 lalu dengan menawarkan 16 varian sekaligus. Ironisnya, PT Prospect Motor (HPM) tidak tergiur untuk menghadirkan Multi Purpose Vehicle (MPV) terbaru ini ke Tanah Air.
Ya, PT HPM sebelumnya telah memutuskan untuk setop produksi Honda Freed untuk pasar Indonesia. Honda Indonesia beranggapan model Freed kurang begitu disukai konsumen Indonesia. Kontrasnya, Toyota justru baru meluncurkan Sienta yang diklaim dihadirkan untuk mencuri pasar Freed di Indonesia.
"Kita tidak ada rencana. Kalau stok lama sudah tidak ada, paling satu dua unit saja. Karena dua atau tiga bulan lalu sudah tidak produksi, produksi terakhir bulan Juni," kata Jonfis Fandy, Marketing dan Aftersales Servis Director PT HPM di Mal Taman Anggrek.
Menurutnya, enggak ada alasan teknisnya untuk tidak menghadirkan Freed terbaru. "Kami cuma lihat kebutuhan konsumen saja, konsumen sudah banyak beralih, kan kami sudah pernah jual, jadi bukan pertama kali," katanya.
Ia mengatakan, konsumen Freed itu beralih ke HR-V, BR-V, dan Mobilio RS kalau dijumlahkan sampai 10.000 ribu unit. "Misalnya anggap saja sekarang (Freed) 500 unit sampe seribu unit, atau sebanyak-sebanyaknya, tapi marketnya tetap menurun terus," ujarnya.
Nah, alasan itu yang membuat PT HPM tidak tergiur untuk kembali menghadirkan Freed. "Ya arahnya pada kemauan konsumen, sudah menurun terus. Kalau itu tinggi, ya kita bisa datangin. Kalau kami lakukan kualitatif survei, ya itu mereka cenderung tidak suka mobil yang kotak," katanya.
Jika melihat bentuk terbarunya cukup eye cathing. Bahkan ubahan yang dilakukan bukan hanya dari desain eksterior saja, beberapa fitur canggih pun tertanam dan pada sektor mesin, Freed terbaru ini lebih bertenaga karena sudah disematkan turbo.
"Mau sih ada, tapi volumennya jauh lebih kecil dari pada HR-V. Karena price rangenya sama diantara Rp250 juta," katanya.
Tapi, saat ditanyakan apakah tidak merasa kehilangan, Jonfis pun merasakan hal itu. "Kami sudah putuskan. Bagi kami selama konsumen mau beli dan jumlahnya baik dan banyak, maka kami akan produksi," katanya.