Menguji Performa Sienta Tipe Terendah dan Tertinggi
- Herdi Muhardi/VIVA.co.id
VIVA.co.id – Toyota Sienta menjadi produk terbaru yang dijual PT Toyota Astra Motor di Indonesia. Mobil bergaya pintu geser ini diproduksi di Tanah Air, tepatnya di kawasan Industri Karawang, Jawa Barat.
Tak ingin panjang lebar, kali ini VIVA.co.id mencoba sedikit mengulas seberapa hebat performa yang dihasilkan penantang Honda Freed tersebut.
Untuk melakukan pengujian mobil yang masuk dalam kategori Multi Purpose Vehicle (MPV) ini, pengetesan dilakukan antara Jakarta-Bandung, dengan jumlah penumpang empat orang.
Pengetesan Sienta kali ini menggunakan dua unit yang berbeda yaitu, tipe G manual transmisi (M/T) dan tipe Q Continuously Variable Transmission (CVT).
Jika dilihat dari dua perbedaan yang mencolok, jelas jika tipe G manual ini merupakan tipe yang paling rendah. Sedangkan Q CVT merupakan tinggi.
Performa Sienta G M/T
Pedal kopling diinjak dan cincin tuas gigi diangkat dan tuas pun digeser ke gigi pertama, maka, mobil ini langsung terasa responsif. Putaran bawah sangat trerasa baik. Demikian juga saat tuas transmisi dipindahkan ke gigi dua, tiga dan seterusnya.
Memasuki jalur bebas hambatan, tepatnya di tol Cipularang, mobil keluarga ini sengaja tak terlalu dipaksakan soal kecepatan. Jarum speedometer pun mengarah hanya mencapai 120 km/jam. Ini tak lain untuk memaksimalkan kenyamanan, terutama pada bagian penumpang.
Memasuki wilayah Bandung, kami pun disambut dengan padatnya jalanan Kota Kembang. Namun saat melewati beberapa jalanan yang kosong, ternyata Sienta ini cukup lincah.
Saat melakukan belokan dan juga jalan menanjak, hal itu tanpa ada masalah berarti, terlebih dengan penggunaan suspensi yang masih prima, seperti bagian dengan depan MacPherson strut coil spring dan di belakang torsion beam coil spring.
Performa Sienta Q CVT
Setelah merasakan transimisi manual, kini giliran merasakan perfoma CVT. Secara tarikan, antara manual dan CVT memang tak jauh berbeda. Hanya saja, pada varian CVT ini dilengkapi fitur sequential tujuh percepatan, sehingga pengemudi bisa merasakan sensasi manual pada transmisi otomatis.
Hanya saja, sedikit kelemahan untuk CVT ini yaitu tarikan awal terasa kurang puas, terlebih saat akan melewati tanjakan. Belum sampai di situ, jika awalan saat menanjak gas kurang ditekan, kemungkinan mobil tak terasa dan seakan lama merespons.
Namun perkara ini bukanlah kekurangan Sienta, sebab hampir semua mobil jenis matik kerap juga terjadi, bahkan lebih loyo. Sedangkan Sienta mampu menyesuaikannya dengan cepat.
Jika dipadukan secara keseluruhan, varian Q CVT yang ada di Sienta ini sudah cukup baik. Ini karena mobil berkapasitas tujuh penumpang itu telah dibenamkan mesin 2NR-FE dengan Dual VVT-i + ETCS-i berkapasitas 1.500 cc.
Dengan mesin tersebut, tenaga yang dihembuskan bisa mencapai 105 hp dengan torsi 140 Nm. (ase)