Pabrikan Otomotif Cemas Hadapi Brexit
- Carscoops
VIVA.co.id – Rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa (British exit atau Brexit) memiliki dampak yang sangat luas, termasuk industri otomotif yang ada di negara tersebut.
Saat ini ada beberapa perusahaan asal Inggris yang terjun ke dalam industri pembuatan mobil, seperti Bentley, Jaguar Land Rover, Rolls-Royce, dan MINI. Meski beberapa di antara produsen itu sudah diakuisisi oleh perusahaan lain, namun mereka masih menjadikan Inggris sebagai tempat produksi.
Dilansir dari Autoevolution, Kamis 23 Juni 2016, jika rencana itu disetujui, maka jutaan pekerja di sektor otomotif terancam menganggur. Hal ini dikarenakan perusahaan tempat mereka bekerja diprediksi akan melakukan efisiensi, yang salah satunya dengan cara mengurangi karyawan.
Tidak hanya itu, semua kendaraan yang diproduksi di Inggris dan diekspor ke luar negeri berpotensi mengalami kenaikan harga. Saat ini sekitar 80 persen mobil produksi Inggris diekspor ke negara-negara lain.
Dari 1,5 juta mobil yang dibuat setiap tahunnya, 58 persen dikirim ke negara-negara yang ada di Eropa. Otomatis, mobil-mobil ini akan dikenai pajak 10 persen.
Parahnya lagi, pabrikan mobil yang mengandalkan komponen dari luar negeri harus membayar tambahan biaya empat persen untuk impor suku cadang.
Salah satu contohnya adalah Jaguar Land Rover. Pabrikan ini dikabarkan akan mengalami kerugian hingga US$1,5 miliar, jika Brexit jadi dilakukan.
Brexit tidak hanya berdampak pada perusahaan otomotif asal Inggris. Beberapa pabrikan asal Jepang dan Amerika Serikat yang juga menjadikan Inggris sebagai basis produksi bakal mengalami kerugian akibat adanya biaya tambahan berupa pajak.