Tujuh 'Dosa' Pengemudi Mobil yang Kerap Bikin Jengkel

Mengemudi mobil sambil menggunakan smartphone untuk jejaring sosial
Sumber :
  • Gizmag

VIVA.co.id – Jalan raya kerap dianggap sebagian orang sebagai wilayah rawan pertikaian. Sebab, berbagai watak dan karakter campur aduk jadi satu hingga menyebabkan kesemrawutan di jalan raya. Tak cuma pengendara motor, pengendara mobil pun demikian.

Kemacetan yang semakin parah di sejumlah wilayah ibu kota, melahirkan kebiasaan-kebiasaan baru yang sepertinya dihalalkan agar mereka cepat sampai di tujuan, tanpa memikirkan keselamatan.

Seperti dilansir AstraWorld dan ACC, Selasa, 31 Mei 2016, terdapat tujuh kesalahan umum pengemudi mobil yang kerap dipertontonkan di jalan dan tentunya merugikan dirinya sendiri dan pengguna jalan lain. Apa saja? Berikut daftarnya:

1. Mendahului mobil lain melalui bahu jalan

Seperti kita ketahui, bahu jalan hanya digunakan untuk mobil yang mengalami kondisi darurat, seperti mogok. Jadi, menyalip dari bahu jalan sangat berbahaya, karena kemungkinan ada mobil sedang berhenti. Tabrakan sangat mungkin terjadi jika kendaraan menyalip dengan kecepatan tinggi dan tidak sempat mengantisipasi kendaran yang sedang berhenti di bahu jalan.

2. Menyalakan lampu hazard saat berkendara di tengah hujan deras

Mobil yang terus melaju dengan lampu hazard menyala dapat membuat pengendara lain akan bingung, terutama kendaraan di belakang. Terlebih lagi saat kendaraan itu akan pindah jalur. Walaupun sudah menyalakan lampu sein, tetapi kendaraan lain tidak dapat melihat isyarat tersebut karena kedua lampu sein tetap menyala.

3. Menambah kecepatan saat lampu lalu lintas berwarna kuning

Alasan Diskon Jadi Hal Langka di Mobil Listrik BYD

Kesalahan ini sangat umum dan masih banyak pengemudi yang melakukannya. Idealnya, kurangi kecepatan kendaraan dan lebih berhati-hati saat lampu lalu lintas berwarna kuning. Menambah kecepatan justru dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan. Karena jika kita menambah kecepatan dan kebetulan lampu merah sudah mulai menyala, kita akan menabrak kendaraan di depan kita yang melakukan pengereman mendadak atau kita dapat menabrak kendaraan dari arah lain yang sudah mendapatkan giliran lampu hijau.

4. Terus menerus menghidupkan wiper belakang

Hilirisasi Dorong Peningkatan Investasi dan Perluasan Lapangan Kerja

Tidak perlu terus-menerus menghidupkan wiper dengan tujuan membersihkan kaca belakang. Wiper lebih tepat dihidupkan saat kaca belakang kotor atau tertutup debu dan harus bersamaan dengan hidupkan penyemprot airnya agar lebih bersih. Sedangkan bagi pengemudi harus melihat ke belakang karena perlu melihat ke arah belakang pada saat memundurkan mobil ataupun untuk memantau keadaan di belakang kendaraan pada saat melaju.

5. Lajur pelan di sebelah kanan

Pengakuan Sopir Pikap Penabrak Bayi hingga Tewas, Nyasar Lawan Arah gegara Google Maps

Walaupun di sepanjang jalan tol sering terlihat imbauan “lajur kanan hanya untuk mendahului”, namun hal tersebut sepertinya dianggap hanya sekadar penghias jalan. Faktanya semakin banyak pengendara yang yang melaju santai di sebelah kanan dan mempersilakan kendaraan lain untuk mendahului dari kiri.

6. Tidak menyalakan lampu sein saat berpindah jalur atau mendahului

Banyak pengemudi tidak menyalakan lampu sein saat berpindah jalur atau mendahului kendaraan lain. Hal tersebut disebabkan oleh sebuah fenomena, di mana saat sebuah kendaraan meminta izin untuk berpindah jalur atau mendahului dengan menyalakan lampu sein, kendaraan lain justru segera merapat dan tidak memberikannya kesempatan.

7. Memainkan ponsel saat berkendara

Fenomena ini lah yang saat ini banyak terjadi. Di tengah kemacetan, banyak pengemudi yang memanfaatkan waktu senggang itu dengan mengoperasikan telepon seluler. Bahkan, saat mobil tengah melaju deras pun juga demikian. Hal itu tentu berpotensi buruk, karena dapat berakibat fatal berupa kecelakaan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya