Dituding Manipulasi Tes Emisi, Ini Tanggapan Nissan
- Reuters/Kim Hong-Ji
VIVA.co.id – Sempat mendapatkan angin segar usai membeli 34 persen saham Mitsubishi beberapa waktu lalu, kini, perusahaan mobil asal Jepang, Nissan, tengah dirundung prahara. Nissan dituding Pemerintah Korea Selatan melakukan skandal manipulasi emisi pada model Qashqai.
Dengan manipulasi emisi ini, pemerintah Korea Selatan berencana akan memberikan sanksi berupa denda sebesar US$279.920 atau setara Rp3,7 miliar. Kendati demikian, tudingan ini dibantah oleh Nissan Eropa khususnya Nissan Inggris yang juga menjadi basis produksi Sport Utility Vehicle (SUV) tersebut, tepatnya di Sunderland.
Dilansir BBC, Selasa 17 April 2016, seorang juru bicara Nissan menyatakan, pengujian juga dilakukan di Eropa. Namun, di sana, nihil temuan masalah jika Nissan menggunakan perangkat ilegal dalam uji emisi. Maka itu, Nissan mengatakan jika tudingan ini terlalu dini untuk mengeneralisir jika pabrikan asal Jepang itu berbuat curang.
Perusahaan mengatakan, temuan pihak berwenang Korea Selatan berbeda dari orang-orang dari Uni Eropa. Selain itu, bukti Nissan melakukan kecurangan pengujian disebut tidak bisa dibuktikan. Sebab, mobil yang diuji disebutkan merupakan model lama yang masih mengusung standar Euro5, sedangkan yang diuji di Korea Selatan harus berstandar Euro6.
Jika benar Nissan melakukan kecurangan dalam hal emisi, maka perusahaan ini menjadi perusahaan otomotif kedua setelah Volkswagen, di mana pada September 2015, diketahui melakukan kecurangan tes emisi di Amerika Serikat dengan total kendaraan yang ditipu mencapai 11 juta mobil.