Cara Pedagang Mobil Bekas Hadapi Penjual Mobil Online
- mobil.my.id
VIVA.co.id – Beberapa waktu lalu, Jakarta dihebohkan dengan pertikaian antara para pengemudi transportasi konvensional dengan pengemudi jasa transportasi online. Hal ini dipicu oleh biaya transportasi online yang lebih murah, sehingga mengurangi pendapatan angkutan umum konvensional.
Namun, kasus tergerusnya pendapatan akibat hadirnya teknologi online ini, bukan kali pertama terjadi. Sebelum ada ojek online, penjualan mobil bekas sudah lebih dulu merasakan dampak dari majunya teknologi, termasuk di kawasan Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Jakarta.
Hanya saja, menurut salah satu karyawan showroom mobil bekas The Auto Central, Julius, persaingan jual beli mobil antara pedagang biasa dengan online tidak sampai menimbulkan pertikaian.
"Ruginya itu, konsumen yang datang selalu membandingkan harga mobil di online dengan yang ada disini," ungkap Julius saat berbincang dengan VIVA.co.id di WTC Mangga Dua lantai 5 No 559, Jakarta Utara, Selasa 26 April 2016.
Padahal, Julius mengaku, membeli mobil lewat jalur online jelas berbeda dengan datang langsung ke diler. Sebab, calon konsumen tidak bisa melihat langsung kondisi mobil yang ditawarkan.
Belum lagi, jika penjual online adalah seorang penipu, yang sengaja menjebak konsumen dengan berbagai cara. Hal ini berbeda, dengan showroom mobil bekas yang jelas ada alamatnya.
Julius menuturkan, akibat adanya penjualan mobil secara online, harga mobil yang ditawarkan lebih murah Rp10-20 jutaan.
Kendati demikian, Julius mengakui, bahwa hadirnya jual beli online juga memberikan keuntungan tersendiri bagi tempatnya bekerja.
"Untungnya, kita bisa juga cari konsumen di online, karena kita juga pasang online. Dan, itu memang jadi banyak yang cari. Bahkan, sampai ada yang telepon, meski barang sudah ludes," ujarnya. (asp)