Soal Mobil Nasional, Pemerintah Serahkan Pada Swasta
- VIVAnews/Randi Aditya
VIVA.co.id – Belum membaiknya penjualan kendaraan di Indonesia tak lantas membuat produsen otomotif berpangku tangan. Mereka tetap menghadirkan beberapa produk baru untuk pasar Tanah Air.
Di tengah maraknya mobil-mobil buatan luar negeri yang menjamur di Indonesia, bagaimana nasib mobil nasional?
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian Saleh Husin ikut angkat bicara. Menurut dia, yang paling utama dalam industri otomotif adalah, bagaimana bisa memproduksi komponen lokal sebanyak mungkin.
“Sehingga, komponen yang dipakai, kalau bisa, ke depannya mencapai 100 persen lokal. Kan itu sudah lebih dari nasional,” jelas Saleh menjawab pertanyaan VIVA.co.id, Minggu 13 Maret 2016.
Kata Saleh, untuk berinvestasi di dunia otomotif bukan perkara mudah. Pasalnya, membuat riset satu mobil berbeda dengan membuat mobil yang diproduksi secara massal.
Selain itu, untuk membangun usaha otomotif, setidaknya dibutuhkan investasi yang cukup banyak, bahkan mencapai puluhan triliun rupiah.
“Yah, paling utama kita akan dorong. Dan yang pasti swasta, bukan pemerintah, kalau mau produksi, dimana? Paling utama kan invetasi,” ujar Saleh.
Saat ditanya perihal suksesnya Proton menjadi mobil nasional, Saleh memilih bungkam.
Bahkan, Saleh mengaku tidak menahu soal perkembangan rencana Hendro Priyono yang akan menjalin kerja sama dengan perusahaan mobil Proton, untuk mewujudkan mobil nasional
“Wah, tidak tahu, coba tanya sama investornya. Tapi, kita akan dorong. Karena, paling utama industri otomotif nasional maju dan berkembang,” katanya.