Teknologi Mobil Hibrida Sudah Ada Sejak 120 Tahun Lalu
- Autoblog
VIVA.co.id – Akhir-akhir ini, dunia otomotif diramaikan dengan hadirnya beberapa mobil berteknologi hibrida. Teknologi ini adalah gabungan dari dua sumber penggerak, biasanya mesin konvensional dan motor listrik.
Dengan memakai kombinasi tersebut, konsumsi bahan bakar bisa ditekan serendah mungkin. Saat kecepatan rendah, motor listrik yang berfungsi, sedangkan mesin bensin akan bekerja pada kecepatan sedang dan tinggi.
Uniknya, seperti dilansir dari Autoblog, Senin 7 Maret 2016, ternyata teknologi hibrida bukanlah baru-baru ini diciptakan, melainkan sudah ada sejak 120 tahun lalu.
Pada 1896, Harry E Dey dan perusahaan Armstrong Company merancang sebuah kereta (sebutan mobil untuk zaman dulu) yang dibekali dengan mesin. Namun, Harry menambahkan motor listrik yang terhubung pada aki.
Motor listrik ini berguna untuk menyalakan mesin, dan saat kereta berjalan, motor akan beralih fungsi menjadi sebuah generator listrik. Listrik yang dihasilkan motor digunakan untuk menyalakan busi mesin dan lampu penerangan.
Mesin yang dipasang juga berukuran cukup besar, yakni dua silinder berkapasitas 6.500cc. Itulah sebabnya butuh motor khusus untuk menyalakan mesin ini, karena tenaga manusia tidak akan kuat memutar mesin hingga menyala.
Selain teknologi hibrida, kereta yang diberi nama Armstrong Phaeton ini juga dibekali dengan transmisi semi otomatis. Ada tiga gigi maju dan satu gigi mundur, yang dapat dioperasikan tanpa perlu menginjak kopling.
Sebagai pengganti kaki kiri, Harry memasang alat hidrolik pada pedal kopling, yang akan berfungsi otomatis saat tuas transmisi dipindah.
Sayangnya, Armstrong Phaeton hanya dibuat sebanyaksatu unit saja, dan saat ini unit tersebut akan dilelang dengan harga sekitar US$275 ribu, atau setara dengan Rp3,8 miliar.