Survei: Kendaran 'Tak Laku' karena Ada Ojek dan Taksi Online
- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id - Perkembangan teknologi dewasa ini rupanya mampu mengubah persepsi dan cara pandang masyarakat terhadap produk otomotif. Hal itu, setidaknya disampaikan berdasarkan survei yang dilakukan Toyota baru-baru ini.
Hasil survei tersebut menyatakan, di era modern kecenderungan orang untuk memiliki mobil terus mengalami penurunan. Hal itu, karena generasi manusia saat ini lebih cenderung menginginkan semua hal yang praktis dan ekonomis.
Sebagai contoh, adanya ojek online, taksi online, dan sejenisnya membuat masyarakat nyaman dengan kondisi yang ada. Sehingga, mereka tak perlu repot-repot lagi mengeluarkan uang untuk membeli kendaraan, menservis kendaraan, hingga mencuci kendaraan.
Semua dianggap sudah terjawab dengan hadirnya teknologi yang memudahkan mereka untuk beraktivitas tanpa perlu mengeluarkan uang dalam jumlah banyak.
Dijelaskan, manusia yang dimaksud adalah yang masuk dalam kategori generasi milenial, atau yang biasa dikenal dengan generasi Y, yakni manusia yang lahir pada tahun 1980 hingga akhir 1990-an. Manusia yang lahir pada tahun tersebut, menganggap memiliki mobil bukan suatu hal yang dianggap keharusan.
"Generasi ini (milenial) menganggap, mobil tidak lagi menjadi ukuran kesuksesan seseorang. Tentu saja, ini berbeda dengan pandangan generasi yang lebih tua, yang menganggap memiliki mobil merupakan impian dan ukuran kemapanan seseorang," sebut survei tersebut dalam rilis Carmudi yang diterima VIVA.co.id, Selasa 1 Maret 2016.
Lebih lanjut, dalam studi tersebut disebutkan, generasi milenial yang saat ini berkisar di usia 20-34 tahun menginginkan sesuatu yang lebih praktis dan ekonomis. Membeli mobil dipandang sebagai beban oleh generasi ini.
“Sebagian dari kami masih ingin memiliki mobil, tetapi cara pandang kami terhadap kepemilikan mobil telah berubah dan lebih rasional. Kami melihat mobil dari sisi kepraktisan dan kegunaannya”, kata Brandon, salah seorang mahasiswa manajemen yang berusia 18 tahun.
Disebutkan Brandon, generasi ini tidak terlalu mempermasalahkan bila pun harus membeli mobil bekas. “Tidak masalah membeli mobil bekas, sejauh mobil tersebut dapat diandalkan dan tahan lama. Mobil bekas memberikan banyak pilihan dengan harga yang lebih terjangkau," kata dia.
Teknologi yang dibutuhkan
Karena minat beli mobil yang menurun, tentu hal ini menjadi tantangan bagi para pabrikan kendaraan menjawab kebutuhan masyarakat. Tentunya, sarat dengan teknologi dalam kehidupan keseharian mereka.
Artinya, pabrikan kendaraan harus mampu menjawab kebutuhan masyarakat milenial tersebut disesuaikan dengan karakteristik yang mereka miliki.
Maka itu, saat ini, berbagai pabrikan mulai gencar mengembangkan mobil autonomous, yaitu mobil yang saling terkoneksi satu sama lain. Nantinya, mobil itu bisa berjalan sendiri tanpa perlu dikemudikan.
“Saat ini, merupakan masa transisi dalam industri otomotif dunia. Pandangan masyarakat semakin berubah menjadi lebih praktis dan instan, karena perkembangan teknologi dan tuntutan kesibukan. Pola pikir dan perilaku masyarakat sudah semakin bergantung pada teknologi dan internet," kata Gunnar Rentzsch, Co-Founder Carmudi Indonesia. (asp)