Merek-merek Mobil Ini Tengah 'Mati Suri' di Indonesia?
- VIVA/Herdi Muhardi
VIVA.co.id - Industri otomotif belakangan tengah lesu. Angka-angka penjualan kendaraan tampak rontok lantaran daya beli masyarakat yang menurun. Hal ini juga berlaku untuk sektor roda empat.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan Januari ini mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Tercatat, pada Januari 2015, penjualan mencapai 94.194 unit. Sementara untuk Januari 2016, melorot jadi 84.885 unit. Angka itu bahkan menurun dalam tiga tahun terakhir di mana total penjualan mobil di Januari 2014 mampu mencapai 103.609 unit.
Ironinya, selain adanya penurunan, ada sejumlah agen pemegang merek (APM) yang bahkan tidak menjual mobil sama sekali sepanjang Januari. Dari data Gaikindo, merek-merek itu yakni Kia, Jaguar, Subaru, Chrysler, Smart dan Geely.
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Public Relation Manager PT Kia Motors Indonesia Lawindri Liu mengungkapkan, hal itu tidak benar adanya. "Kami sebenarnya jualan kok (ada unit yang terjual di Januari). Tapi data Gaikindo belum update, kami tengah minta data ke pihak terkait (untuk melakukan koreksi)," kata Lawindri kepada VIVA.co.id, Selasa 23 Februari 2016.
Kendati menyatakan masih melakukan penjualan di Januari, namun KIA enggan menyebutkan berapa jumlah unit yang berhasil dijualnya. Sejauh ini, kata dia, ada dua model yang menjadi andalan yakni Kia Rio dan Picanto yang keduanya menyumbang 70 persen penjualan.
“KIA enggak ada masalah, masih tetap eksis. Intinya kami masih tetap jualan. Tapi kami sadar kondisi memang tengah lesu termasuk tahun ini. Tetapi tentunya kami masih tetap optimistis, kita berusaha yang terbaik untuk produk KIA," kata dia.
Hal yang sama diketahui juga menyapa perusahaan otomotif asal Swedia, Volvo. Meski tidak masuk dalam data Gaikindo, PT Indomobil Sukses International Tbk, tampak masih setia menjadi agen Volvo di Indonesia. Pabrikan itu disebut-sebut juga tak berhasil menjual satu unit pun pada Januari 2016.
Hal itu pun diakui Presiden Komisaris Indomobil Sukses Internasional, Soebronto Laras. Ia mengaku kesulitan menjual Volvo yang didatangkan secara utuh dari Swedia.
“Volvo masih jalan terus, karena tidak segampang itu (menjual unit). Sekarang ini, pasar mobil itu sudah mengikuti peraturan ASEAN. Penjualan mobil Volvo memang kecil, karena memang mahal, walaupun bagus orang enggak mau beli. Sekarang banyak mobil bagus yang dari ASEAN kan, Mercy ASEAN, BMW ASEAN,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Meski demikan, Soebronto menambahkan, bila pihaknya mengaku masih akan tetap mempertahankan Volvo karena dianggap memiliki kualitas kendaraan yang bagus, meskipun suku cadang mobil juga terbilang mahal.
“Tantangannya, Volvo itu barang bagus, tetapi harga dan suku cadangnya mahal. Volvo itu kan sudah lebih dari 40 tahun,” kata Soebronto.