Pajak Impor Mobil Korea Turun Drastis
- VIVA.co.id/Dian Tami
VIVA.co.id - Kerja sama Indonesia dan Korea Selatan sepertinya akan memberikan dampak positif termasuk di sektor industri otomotif tanah air. Hal itu juga dirasakan PT Hyundai Mobil Indonesia sebagai agen tunggal mobil Hyundai di tanah air.
Sebagai salah satu upaya meningkatkan arus penanaman modal asing langsung ke Indonesia, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memang telah membangun kerja sama dengan salah satu lembaga perbankan terbesar Korea Selatan.
Hal itu juga berdampak dengan keuntungan turunnya pajak impor dari negeri gingseng itu. Hal ini diungkapkan Presiden Director PT Hyundai Mobil Indonesia, Mukiat Sutikno.
"Sekarang termasuk otomotif itu pajak impornya turun dari 20 persen ke 5 persen. Tentu hal tersebut menguntungkan pasti, tapi kan ada timbal baliknya dari Indonesia ke Korea juga,” katanya saat ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta.
Selain itu, Mukiat menambahkan bila saat ini Indonesia dan Korea Selatan masih terus mempelajari kerja sama lanjutan untuk dapat mengambil langkah selanjutnya.
"Kerjasama tersebut bernama AKFPA (Asean Korea Free Trade agreement) Memang dari pasar Indonesia dan Korea pun sedang mempelajari lagi untuk langkah berikutnya. Walaupun ada beberapa investasi ditambahkan lagi untuk Indonesia. Kembali kita harapkan semoga dalam waktu dekat akan lebih banyak lagi kerja sama dengan pihak Indonesia dan Korea," tambahnya.
Namun, meski pajak impor turun, Hyundai sendiri tidak akan menurunkan harga mobilnya di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan nilai tukar dolar yang sempat melambung tinggi di pertengahan tahun 2015.
"Kalau menurun belum ya, karena kita lihat tahun lalu dolar awal tahun 12 ribuan dan akhir tahun ditutup lebih dari 13 ribuan. Di pertengahan bahkan hampir 15 ribuan. Nah dengan turun dari 20 ke 5 persen kita engga perlu mengadjust harganya ke US dolar terlalu tinggi, dengan kata lain bisa membuat produknya lebih kompetitif juga menguntungkan konsumen. Sudah berjalan sejak Januari 2016,” katanya.