Daihatsu Dibeli Toyota, Suzuki Makin Waswas?
- Herdi Muhardi/VIVA.co.id
VIVA.co.id - Produsen mobil terbesar di dunia, Toyota, mengakuisisi penuh saham Daihatsu. Dengan begitu, Toyota kini semakin kuat dalam hal bisnisnya.
Langkah ini dilakukan untuk memperkuat penjualan mobil-mobil kompak di negara berkembang. Selain itu, langkah ini juga dilakukan untuk meningkatkan persaingan dengan Suzuki yang belakangan paling cepat perkembangan pasarnya.
Melihat langkah tersebut, Suzuki mengaku waswas. Mereka bahkan menyebut jika aliansi yang dilakukan Toyota-Daihatsu merupakan sebuah ancaman serius. Tak cuma bagi Suzuki, namun juga merek-merek otomotif lainnya.
Hal itu dikatakan President and Chief Operating Officer Suzuki Motor Corporation, Toshihiro Suzuki, di New Delhi, India, baru-baru ini. "Langkah ini akan membuat persaingan makin ketat," kata Toshihiro seperti dilansir Economic Times, Rabu 3 Februari 2016.
Salah satu pasar yang saat ini diakuinya dilirik banyak merek otomotif adalah India, termasuk Toyota-Daihatsu dan Suzuki. Maka itu, Suzuki dikatakannya bakal mencoba melakukan terobosan melalui pelayanan dan model-model baru dalam jumlah banyak hingga 2020.
"Kami akan menjual mobil yang melebihi harapan pembeli dan juga akan meningkatkan penjualan dan layanan jaringan. Sesuai rencana, kami akan luncurkan 20 model baru, 15 di antaranya akan dibawa ke India," kata dia.
Untuk mengurangi ketergantungan pada India, Suzuki mengatakan jika pihaknya juga perlu meningkatkan penjualan di Eropa dan Asia. Untuk meningkatkan profit, India memang menjadi harapan besar mereka.
Suzuki menegaskan, perusahaan tidak berencana untuk membentuk aliansi apapun dengan Toyota atau produsen mobil lain. Tetapi, kata dia, sebaliknya, yakni akan bekerja sama dengan produsen komponen dan pemasok bahan baku untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi bahan bakar teknologi. (one)