Ironi Mobnas yang Selalu Berakhir Mengenaskan
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq
VIVA.co.id - Tak dapat dipungkiri jika Malaysia memang selangkah lebih maju dibanding Indonesia untuk urusan otomotif. Hal itu terlihat dari keberhasilan Negeri Jiran itu menghidupkan mobil nasional (mobnas).
Sebaliknya, di Indonesia, peluang menghidupkan mobil nasional seakan terhalang tembok kokoh. Beberapa mobil yang digadang-gadang akan menjadi mobil nasional selalu berakhir mengenaskan. Tak jelas nasibnya. Mulai Timor & Cakra, Esemka, hingga mobil listrik yang pembuatnya malah masuk penjara.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Alat Transportasi Darat Kemenperin Soerjono mengatakan, guna melahirkan mobil nasional dibutuhkan proses panjang. Sebagai awalan tentu mengembangka industri komponen terlebih dahulu.
"Pabrik mobil sangat tergantung pada industri komponen, dan industri komponen didukung industri material yang kuat. Apabila tidak hal tersebut, akibatnya pohon industri menjadi tidak lengkap,” kata Soerjono kepada VIVA.co.id, Selasa 27 Oktober 2015.
Menanggapi asumsi masyarakat mengenai kurang dukungan pemerintah terhadap keinginan memiliki mobil nasional, ia menegaskan bila pembangunan industri otomotif di Indonesia saat ini terbilang sudah cukup baik meski minus mobil nasional.
Hal tersebut, dibuktikan dengan banyaknya industri otomotif yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan di Tanah Air.
"Saya pikir sudah cukup baik banyak perusahaan otomotif yang melihat Indonesia memiliki potensi tinggi. Bahan baku juga sebagian besar diambil dari dalam negeri," katanya.