Apa Kabar Mobil Listrik Buatan Anak Bangsa?
- wikipedia
VIVA.co.id - Keberhasilan Proton dan Perodua, mobil lokal Malaysia, menguasai pasar otomotif domestik tentu pantas membuat Indonesia 'mendidih'. Bagaimana tidak, jika Malaysia mampu, kenapa tidak dengan Indonesia?
Harapan Indonesia memiliki mobil nasional seakan 'timbul tenggelam'. Beberapa bulan lalu, pecipta mobil listrik Selo, Ricky Elson, secara mengejutkan justru mengaku tengah menjalin kerja sama dengan pihak di Malaysia.
Alasan pendanaan yang kurang dan tidak adanya dukungan penuh dari pemerintah Indonesia membuat Selo akhirnya memilih rekanan dari luar negeri. Lalu bagaimana kabar dengan kerja sama itu?
Viva.co.id mencoba mencari tahu dengan menghubungi sang empunya langsung. "Kami masih tetap melanjutkan riset, pembuatan baru dan terus mengembangkan mobil ini. Tentu harus ada pengembangan teknologi didalamnya, terlebih dengan tenaga listrik," kata Ricky Elson kepada VIVA.co.id, Selasa 27 Oktober 2015.
Saat ditanya lebih jauh mengenai hubungan kerja sama yang terjalin antara pihaknya dengan Malaysia, Ricky enggan berkomentar banyak mengenai hal tersebut.
“Pengembangan jelas ada, tapi saya tidak bisa bilang mengenai hal tersebut. Karena sampai saat ini masih rahasia. Saya hanya berusaha mencapai yang terbaik ke arah pembangunan, teknologi tenaga listrik dan saya akui saya tidak layak untuk berbicara banyak,” lanjut dia.
Sebagai catatan, mobil dengan dana 1,5 miliar tersebut memiliki beberapa bagian yang harus diimpor, yakni motor listrik yang memang memiliki harga sangat mahal. Mobil dengan rangka coupe dua pintu ini memiliki tenaga sampai dengan 182 tenaga kuda, atau sekira 130 kW. Kecepatan mobil ini bisa mencapai maksimal 220 kilometer per jam.
Selo memiliki kapasitas baterai yang jika diisi penuh selama empat jam, bisa digunakan untuk menempuh jarak hingga 250-an km. Mobil ini menggunakan regenerative brake sehingga aliran listrik bisa diinterupsi selama pengereman berlangsung. (ren)