Mobil Nasional Malaysia 'Subur', Bagaimana Indonesia?
- VIVA.co.id/Fajar Sodiq
VIVA.co.id - Indonesia pantas mengikuti jejak Malaysia. Bagaimana tidak, di negeri Jiran itu, mobil lokal dan mobil nasional berhasil menjadi mobil laris bahkan mengalahkan nama-nama besar macam Toyota, Honda higga Mitsubishi.
Tumbuh suburnya mobil lokal dan nasional di Malaysia ini dapat dilihat dari penjualan kendaraan roda empat sepanjang tahun 2015 ini. Hingga bulan ke-9 atau September 2015, penjualan mobil lokal dan mobil nasional begitu dominan.
Dari data yang dikeluarkan Malaysian Automotive Association (MAA), Perodua yang notabenenya juga dimasukkan kategori mobil lokal mampu menjadi yang teratas. Mobil yan sebagian sahamnya dimiliki Daihatsu ini mampu melepas 157.527 unit.
Sedangkan Proton yang menyandang status sebagai mobil nasional, berhasil menduduki peringkat dua dengan total penjualan sebanyak 78.836 unit. Dua pabrikan mobil yang bermarkas di Malaysia ini masih unggul meski penjualan di September melorot.
Di posisi ketiga baru ditempati Honda yang mampu melepas 66.411 unit hingga September 2015. Posisi keempat baru ditempati Toyota yang mampu menjual sebanyak 62.097 unit dan Nissan masuk lima besar dengan penjualan 34.759 unit.
Dilansir Paultan, keberhasilan Malaysia memajukan produk otomotif lokal ini tentu tak lepas dari campur tangan pemerintah termasuk mengenakan pajak tinggi untuk mobil-mobil non lokal.
Apa yang terjadi di Malaysia ini tentu berbanding terbalik dengan di Indonesia. Beberapa kali mobil buatan anak bangsa justru terganjal. Beberapa kali mobil yang mendapat embel-embel bakal jadi mobil nasional justru berakhir tragis.
Tengok saja nasib mulai dari Timor, Esemka, Tucuxi hingga mobil listrik yang hingga saat ini tak jelas kelanjutannya. Bahkan rencana melahirkan mobil nasional dengan 'bantuan' Proton juga tak kunjung jelas. Lantas ada masalah apa?