Soal Kadar Emisi, Gaikindo Pernah Mengeluh ke Pertamina

Ilustrasi Nozzle BBM.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Rencana perubahan standar emisi di Indonesia menjadi lebih tinggi seperti di negara maju, baik Eropa maupun Amerika Serikat hingga saat ini masih berjalan alot.

Padahal, sejumlah anggota asosiasi Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan siap, jika standar emisi di Indonesia ditingkatkan hingga Euro 5.

Ketua I Gaikindo, Jongki D. Sugiarto, mengatakan, dengan menaikkan standar emisi, maka hal itu tidak serta merta membuat harga mobil akan naik.

Wapres Imbau Produsen Otomotif Manfaatkan Tax Amnesty

"Karena, itu hanya penyesuaian teknologi dan mesin. Tetapi, yang paling utama bahan bakarnya," ucap Jongki di ICE, BSD City, Tangerang, Selasa 26 Agustus 2015.

Jongki juga mengaku bahwa Gaikindo beberapa waktu lalu pernah membicarakan dengan PT Pertamina. Saat itu, Pertamina masih dipimpin Karen Agustiawan, sebagai direktur utama.

"Gaikindo sudah pernah berbicara dengan Ibu Karen dari Pertamina, waktu masih presdir. Kami katakan, kapan Euro 4-nya? Katanya, nanti deh kalau revamping kilang minyak selesai, kami sanggup untuk Euro 4. Loncat langsung Euro 4, enggak usah Euro 3," kenang Jongki.

"Nah, sekarang, Ibu Karen sudah tidak menjabat, Pertamina bilang apa? Ya tunggu lima tahun lagi deh. Itu (ucapan) Ibu Karen tahun lalu sebelum resign. Ibu Karen ngomong sendiri di depan Menteri Perindustrian (saat itu MS Hidayat)," ujarnya.

Jongki pun menegaskan, untuk meningkatkan standar emisi Euro seperti di negara lain, hal itu tidaklah masalah. Akan tetapi, kata Jongki, seharusnya pemerintah yang memberikan sarana dan prasarana termasuk fasilitasnya.

"Kami sih senang dengan Euro 4, berarti biaya pengembangan tidak usah bayar lagi, tinggal tarik saja mobilnya ke sini semua. Merek apa pun dan tipe apa pun," kata Jongki.

Jika Indonesia ingin melepas Euro 2 menjadi Euro 3, lain lagi dengan beberapa negara tetangga, seperti Singapura yang telah menerapkan Euro 5, Thailand dengan Euro 4, serta Malaysia menuju Euro 5.

"Indonesia saja yang Euro 2. Ini kembali lagi ke tangan Pertamina atau pemerintah. Harus menyiapkan itu dulu (bahan bakar). Otomotif ikut saja. Kami siap kok," ujarnya. (art)