Ada Mobil Ratu Elizabeth di IIMS 2015
- VIVA.co.id/Rendra Saputra
VIVA.co.id - Pameran otomotif Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015 resmi dibuka hari ini, Rabu 19 Agustus 2015. Bertempat di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, ajang otomotif tahunan ini akan dibuka untuk umum pada 20-30 Agustus 2015.
Dari sekian banyak mobil yang dipajang, ada satu yang bakal menarik perhatian pengunjung, yakni mobil yang pernah digunakan Ratu Elizabeth. Mobil itu diboyong ke Indonesia oleh Museum Angkut Indonesia.
Menurut Assistant Manager Museum Angkut, Tossy Kusdianto, mobil ini terbilang istimewa. Karena, meski usianya sudah uzur, masih dalam kondisi sangat baik.
"Ini merupakan Bentley Mark V1 buatan 1951. Sebenarnya ada dua mobil milik Ratu Elizabeth, satunya lagi Land Rover, tapi kami tidak bawa ke sini," kata Tossy kepada VIVA.co.id.
Bicara asal-usul, mobil ini dikatakan Tossy didapatkan Museum Angkut dari seorang kolektor mobil bersejarah di Australia secara gratis. Kolektor yang tak mau disebutkan namanya itu rupanya sengaja menitipkan ke Museum Angkut, yang terletak di Malang.
Kata Tossy, Museum Angkut hanya mengeluarkan biaya Rp600 juta untuk bisa mendatangkan Bentley ini ke Indonesia.
"Kami tidak restorasi, memang wujudnya sudah begini, mulus. Perawatannya juga mudah, tapi ada teknisi khusus yang pegang (rawat) mobil ini," kata Tossy.
Bicara profil, mobil ini diproduksi usai Perang Dunia II, yakni 1946-1952. Mobil tersebut diproduksi Rolls-Royce, yang dikatakan Tossy, sudah menggunakan teknologi All-Steel Body.
"Mobil ini mendaulat komponen Rolls-Royce Silver Wraith. Di masanya, mobil ini merupakan kendaraan empat pintu tercepat," tutur Tossy.
Soal dapur pacu, Bentley Mark V1 dibekali mesin enam silinder segaris, berkapasitas 4.800cc dengan tenaga maksimal 294 daya kuda dan torsi maksimal 195 Newton meter. Mesin ini kemudian dipasangkan dengan sistem transmisi empat percepatan.
"Panjang mobil ini 4,9 meter, lebar 1,7 meter. Pokoknya masih gres," ujar Tossy. (art)
JK Bangga Penjualan Mobil Capai Satu Juta Unit per Tahun
20 tahun lalu kita masih impor, sekarang kita masuk ke manufacturing.
