Cara Toyota Pangkas Emisi Bukan Cuma Lewat Mobil Listrik
- Jeffry Yanto Sudibyo
VIVA – Setiap brand mobil memiliki cara masing-masing untuk berkontribusi terhadap lingkungan, terutama demi memangkas emisi karbon. Karena selain memanfaatkan listrik berbasis baterai, ada banyak pilihan teknologi yang bisa diterapkan.
Hal itulah yang dilakukan oleh Toyota secara global. Jenama asal Jepang itu memiliki empat teknologi demi mencapai netralitas karbon, dan semuanya hadir di ajang Indonesia Internasional Motor Show, atau IIMS 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta.
Keempat teknologi ramah lingkungan itu sebagai bukti bahwa PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor (TAM) siap menghadapi era ramah lingkungan dari berbagai segmen, bukan hanya berfokus pada mobil listrik.
Teknologi ramah lingkungan yang dibawa Toyota ke pameran yang berlangsung pada 13-23 Februari 2025 itu adalah HEV (Hybrid Electric Vehicle), PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), BEV (Battery Electric Vehicle), dan FCEV (Fuel Cell Electric Vehicle) atau hidrogen.
Melalui acara mobilitas untuk netralitas karbon bertajuk 'Beyond Zero' menjadi bukti Toyota untuk membuat ekosistem hijau dimasa depan berkelanjutan dengan cara mempertimbangkan keunikan lingkungan industri dan kebijakan energi pada masing-masing negara.
Chief Executive Officer Toyota Wilayah Asia, Masahiko Maeda mengatakan, dari bio-fuel and flexy-fuel technology hingga hybrid electric vehicles, battery electric vehicles, dan hydrogen fuel cell technology, konsep Beyond Zero memperlihatkan dedikasi Toyota untuk mendorong batasan dalam inovasi.
"Sekaligus mendorong pendekatan pragmatis dan holistik menuju ekosistem hijau dan rendah karbon bagi seluruh warga negara Indonesia, yang menandai pencapaian penting dalam perjalanan Toyota Indonesia menuju mobilitas berkelanjutan.” ujar Maeda di Gambir Expo Kemayoran, Jakarta, Rabu 12 Februari 2025.
Dalam acara ini Toyota Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pelaku industri, Pertamina, PLN, BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), BBIA (Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroindustri).
Selain itu ada SERA (PT Serasi Auto Raya), MODA (PT Mobilitas Digital Indonesia), Toyota Tsusho. Kemudian dari akademisi seperti, ITB (Institut Teknologi Bandung), UGM (Universitas Gadjah Mada), NUS (Universitas Nasional Singapura).
Menurut Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto, sebagai bagian dari industri otomotif nasional, Toyota Indonesia mengundang semua pihak berpartisipasi dalam acara Beyond Zero dengan keterlibatan positif masyarakat Indonesia membantu pemerintah untuk netralitas karbon pada 2060.
"Kami menyadari dengan target pengurangan emisi ini tidak bisa dicapai oleh satu pihak, atau satu teknologi saja. Sehingga, dalam acara ini, kami menyajikan berbagai jenis kendaraan dan teknologi energi dengan strategi multi-pathway," ucapnya.
Nandi mengatakan, selaras dengan prinsip perusahaan “No One Left Behind” semua teknologi berkontribusi pada pengurangan emisi karbon dan pengurangan impor bahan bakar, yang juga membantu menjaga atau meningkatkan neraca perdagangan nasional.
"Hal ini, jika dimanfaatkan secara optimal, akan memberikan dampak positif pada industri otomotif dan rantai pasoknya yang padat karya, yang mempekerjakan lebih dari 300.000 pekerja dan sedang beradaptasi dengan teknologi otomotif masa depan yang lebih canggih," tegasnya.