Sempat Terpuruk, Neta Akhirnya Dapat Suntikan Dana Rp12 Triliun
- Neta Auto Indonesia
Shanghai, VIVA – Produsen mobil asal Tiongkok, Neta, dikabarkan baru saja mendapatkan suntikan dana segar sebesar 6 miliar yuan atau sekitar Rp12,75 triliun.
Pendanaan ini membantu perusahaan membayar gaji karyawan yang sempat tertunda dan melanjutkan kembali produksi kendaraan. Di tahun 2025, Neta berencana fokus pada pasar luar negeri dengan target menggandakan penjualan.
Dikutip VIVA Otomotif dari Carnewschina, Senin 20 Januari 2025, selama 2024 Neta menghadapi berbagai tantangan. Pada Oktober, perusahaan dilaporkan memotong gaji karyawan dan gagal membayar gaji September.
Pabrik Neta di China
- Carnewschina
Di bulan November, produksi di pabrik Tongxiang dengan kapasitas 200.000 unit per tahun dihentikan. Situasi ini memaksa pendiri sekaligus ketua Neta, Fang Yunzhou, mengambil alih posisi CEO pada Desember 2024.
Penjualan domestik Neta menurun drastis, hanya mencapai 237 unit pada Desember 2024, turun 88,3% dibanding tahun sebelumnya.
Selama Januari hingga Desember 2024, total penjualan mencapai 61.592 unit, turun 40,2% secara tahunan. Meski begitu, Fang Yunzhou optimistis margin keuntungan akan positif pada 2025, dengan target profitabilitas di 2026.
Menurut laporan DoNews, pendanaan terbaru melibatkan aset negara dan produsen baterai terbesar dunia, CATL. Kolaborasi antara Neta dan CATL sudah dimulai sejak 2023, saat Neta menjadi perusahaan pertama yang menggunakan sasis Bedrock CATL dan baterai Freevoy berbasis sodium untuk kendaraan PHEV.
Di sisi operasional, Neta melakukan penyesuaian internal untuk memastikan kelancaran produksi kendaraan dan pasokan suku cadang.
Strategi baru perusahaan mencakup penutupan toko-toko langsung dan beralih ke jaringan diler. Pada 17 Januari 2025, Neta menggelar konferensi diler dan investor luar negeri, menegaskan fokus pada pasar internasional.
Tahun 2024, Neta menjual 30.000 unit di luar negeri, dengan target penjualan 60.000 unit pada 2025. Perusahaan telah membangun lebih dari 180 saluran penjualan di sekitar 40 negara Asia Tenggara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.