Belajar dari Ledakan Tesla Cybertruck Berarti Semua Pengguna Tesla Diawasi, Termasuk Anda?
- Istimewa
VIVA – Tesla Cybertruck yang meledak di depan Hotel Doland Trump di Las Vegas, Amerika Serikat menewaskan satu orang, dan 7 orang terluka, namun dari kasus itu bisa menjadi pembelajaran buat semua pemilik Tesla.
Sebab Tesla menyematkan teknologi pengkontrol jarak jauh yang terhubung ke program melalui internet, sehingga apapun yang terjadi di dalam mobil terekam oleh pabrikan, salah satunya aktivitas pengemudi.
Oleh sebab itu Elon Musk sebagai pencipta mobil listrik bergaya double cabin itu langsung mengetahui penyebab ledakan, hingga membantu polisi untuk mendapatkan data terkait aktivitas di dalam Cybertruck itu.
“Saya harus berterima kasih kepada Elon Musk. Dia memberikan kami banyak informasi tambahan. Informasi terseut mencakup lokasi truk itu berada, bagaimana truk itu menempuh perjalanan dari Colorado Springs ke Las Vegas, dan banyak lagi,” ujar Sheriff Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas, Kevin McMahill, dilansir Carscoops, Selasa 7 Januari 2024.
Artinya mobil yang seharusnya menjaga privasi penggunanya sudah tidak berlaku untuk saat ini, terutama buat produk-produk Tesla. Oleh sebab itu, David Choffnes dari Cybersecurity and Privacy Institute di Northeastern University ikut buka suara.
Menurutnya belajar dari kasus ledakan Cybertruck tersebut, di mana data penggunanya didapatkan dengan mudah maka ini menunjukkan jenis pengawasan menyeluruh yang sedang berlangsung.
“Ketika sesuatu yang buruk terjadi, itu membantu, tetapi itu adalah pedang bermata dua. Perusahaan yang mengumpulkan data ini dapat menyalahgunakannya,” tegas David.
Sebelumnya Elon Musk sebagai CEO dan pendiri Tesla, sekaligus penasihat presiden Amerika Serikat, menduga Cybertruck racikannya bisa meledak tidak ada hubungannya dengan teknologi yang ada di dalam mobil.
“Sekarang kami telah memastikan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh kembang api yang sangat besar, atau bom yang dibawa di dalam Cybertruck sewaan, dan tidak ada hubungannya dengan kendaraan itu sendiri,” ujarnya melalui status postingannya di X.
Kepastian itu didapat karena telemetri, atau sistem informasi yang bisa didapatkan pabrikan dari jarak jauh menunjukkan hasil positif. Artinya tidak ada masalah dengan peranti, atau komponen di dalam mobil.
Cybertruck pertama kali hadir di dunia pada 2019, pikap kabin ganda dengan bentuk futuristis itu sempat diumumkan akan produksi massal pada 2021 namun selalu tertundah meski sudah banyak yang pesan.
Setelah mangkrak beberapa tahun, akhirnya Cybertruck diproduksi pada akhir 2023 di Austin Texas, Amerika Serikat. Mobil listrik bergaya double kabin dengan desain futuritis itu disematkan baterai lithium-ion.
Sebelum Tesla menggunakan teknologi kontrol jarak jauh, General Motors (GM) yang juga berasal dari Amerika Serikat pernah menyematkan fitur serupa yang disebut LexisNexis dan Verisk, namun hingga akhirnya dihilangkan setelah mendapatkan laporan dari sejumlah konsumen.