Catat Rekor Baru, BYD Berpotensi Geser Tesla Jadi Raja Mobil Listrik Dunia
- Arianti Widya
Beijing, VIVA – Produsen otomotif asal China, Build Your Dreams (BYD) telah mencatatkan penjualan tahunan tertinggi sepanjang sejarah dan menantang Tesla milik Elon Musk untuk posisi sebagai manufaktur kendaraan listrik/electric vehicle (EV) terkemuka di dunia.
BYD berhasil menjual 1,76 juta unit mobil listrik sepanjang 2024, menurut data yang dirilis pada Rabu, 1 Januari 2024. Angka ini membuat BYD hampir melampaui total penjualan tahunan Tesla.
Total tersebut merupakan bagian dari keseluruhan penjualan 4,25 juta unit mobil BYD, yang meliputi kendaraan hybrid selain EV, dikutip VIVA dari laman Business Insider pada Kamis, 2 Januari 2025.
BYD terus menunjukkan performa luar biasa dalam beberapa bulan terakhir, didorong oleh potongan harga agresif dan meningkatnya popularitas kendaraan hybridnya.
Untuk diketahui, BYD turut dikenal dengan mobil terjangkau seperti hatchback Seagull seharga $10.000 atau setara dengan Rp162,2 juta, mencatatkan rekor bulanan baru pada Desember dengan penjualan hampir 510.000 unit EV dan hybrid.
Pada akhir 2023, BYD untuk pertama kalinya mencatat penjualan kuartalan lebih tinggi dibanding Tesla. Kini, perusahaan asal Tiongkok ini berupaya mengungguli total penjualan tahunan produsen mobil AS tersebut.
Adapun, Tesla dijadwalkan merilis data penjualan kuartal keempatnya akhir pekan ini, yang akan menentukan apakah BYD berhasil melampaui angka penjualannya.
Selama tiga kuartal pertama 2024, Tesla mencatatkan penjualan sekitar 1,29 juta mobil listrik.
Seperti rivalnya, Tesla juga menutup tahun 2024 dengan rangkaian diskon dan promosi untuk meningkatkan penjualan serta memenuhi target penjualan tahunan yang lebih tinggi dibandingkan 2023.
BYD telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, menjadi ancaman terbesar bagi dominasi EV yang selama ini dipegang oleh Tesla.
Didirikan oleh Wang Chuanfu pada 1995 sebagai produsen baterai, BYD dengan cepat menguasai pangsa pasar China dan terus memperluas ke penjulalan internasional.
Seperti produsen EV Tiongkok lainnya, BYD belum berhasil masuk ke pasar Amerika Serikat karena adanya tarif tinggi. Namun, perusahaan ini telah membangun pabrik di Brasil dan Asia Tenggara, serta secara agresif berekspansi ke Eropa, wilayah yang juga menjadi target Tesla.