Sisi Gelap VinFast Terungkap
- Dok: Vinfast
Jakarta, VIVA – Produsen otomotif asal Vietnam, VinFast dilaporkan melakukan hal tidak manusiawi terhadap para karyawannya. Hal ini diungkapkan oleh seorang whistleblower (pelapor/saksi).
Dilansir VIVA dari laman Carscoops pada Rabu, 25 Desember 2024, seorang whistleblower bernama Hazar Denli, menyatakan bahwa ia saat ini telah kehilangan pekerjaannya usai mengutarakan kekhawatirannya secara daring mengenai masalah keselamatan di VinFast.
Denli mengklaim bahwa masalah tersebut berpusat pada pengembangan komponen yang terburu-buru, yang menurutnya menghasilkan mobil yang tidak tahan lama dan begitu tidak aman hingga ia tidak akan mengizinkan teman atau keluarganya menaikinya.
Dalam laporan baru yang diterbitkan oleh The Times, Denli menyampaikan bahwa VinFast juga mengurung karyawan semalaman untuk memaksa mereka terus bekerja.
Sumber Lain Membenarkan
Seorang individu kedua yang juga berbicara kepada The Times tampaknya membenarkan klaim dari Denli.
Selain itu, laporan tersebut mengaku telah melihat dokumen internal di mana seorang staf Tata mengakui bahwa penguncian itu memang terjadi.
Diketahui, VinFast telah mempekerjakan Tata Technologies Limited (TTL), cabang United Kingdom (UK) dari Tata Group, untuk mengerjakan beberapa pengembangan produknya.
Ini menjelaskan hubungan antara kedua perusahaan dan bagaimana Denli terlibat dalam proyek VinFast.
Dokumen tersebut, yang merupakan ringkasan dari pertemuan antara penyelidik perusahaan dan seorang anggota staf Tata menyatakan, “Selama masalah Covid, mereka (VinFast) mengunci pabrik, siapa pun yang ada di dalam pabrik dikunci dan tidur di sana,"
“Tidak banyak orang yang menjadi subjek penguncian itu. Kami tahu orang-orang yang terlibat dalam hal ini dan tahu bahwa Hazar memiliki teman dekat di antara mereka. Kami tidak mengalami sendiri, tetapi tahu dari siapa dia mendapatkan informasi," tambah pernyataan tersebut.
Sumber tersebut juga mengklaim bahwa, “Ada banyak insiden di mana orang-orang dikunci di pabrik. Ada juga banyak kasus di mana orang-orang yang sedang dalam perjalanan ke bandara diminta untuk berbalik, tidak naik pesawat, dan kembali ke pabrik. Begitulah sifat dan budaya di sana,"
Sebagai informasi tambahan, setelah mengundurkan diri dari perusahaan, Denli dipekerjakan oleh Jaguar Land Rover (JLR), yang juga dimiliki oleh Tata Group.
Namun, ia dipecat setelah memposting kekhawatirannya di Reddit, ketika TTL menghubungi direktur HR JLR dan meminta agar ia diberhentikan.
Akibatnya, Denli telah mengajukan proses hukum atas pemecatan tidak adil.
Meskipun tuduhan ini belum terbukti di pengadilan, hal ini menimbulkan pertanyaan serius yang perlu diselidiki lebih lanjut.
Untuk saat ini, baik VinFast maupun Tata Group dilaporkan menolak mengeluarkan pernyataan publik secara rinci mengenai klaim tersebut.