Bakal Lebih Banyak Taksi Listrik Neta Berkeliaran di Jalanan Pada 2025

Neta V jadi taksi listrik di Bandara Pekanbaru
Sumber :
  • Neta Auto Indonesia

Jakarta, VIVA – Produsen otomotif asal China, Neta terus memperluas lini bisnisnya di sektor penyediaan armada taksi listrik.

Modal Taksi Listrik Asal Vietnam Xanh SM Masuk Indonesia

Diketahui, beberapa mobil listrik Neta telah dijadikan armada taksi hasil kolaborasi dengan berbagai perusahaan, salah satunya Evista.

Dimana mobil listrik Neta V atau yang saat ini disebut Neta V-II digunakan untuk transportasi di beberapa bandara Indonesia, seperti Halim Perdanakusuma dan Sultan Syarif Kasim II.

Ada Ribuan Taksi Listrik Baru, Siap Padati Jalanan Indonesia

Mobil listrik Neta V-II jadi taksi

Photo :
  • Neta Auto Indonesia

Kemudian, Neta juga melakukan kolaborasi dengan Luxury Trans Indonesia untuk menyediakan model V-II sebagai sarana taksi bagi para pelanggan.

Mulai Seliweran di Jalan, Taksi Baru VinFast Bikin Bingung Warganet

Peter Zhang, Managing Director Neta Auto Indonesia mengungkapkan rencana-nya untuk berkolaborasi dengan penyedia jasa layanan transportasi online.

"Dari Neta sendiri, kedepannya akan menggandeng Grab, Gojek atau armada online lainnya," ujarnya dikutip VIVA di Jakarta.

Terkait rencana tersebut, Peter menyebutkan bahwa sebanyak 500 unit model mobil listrik Neta akan menjadi armada taksi di 2025 mendatang.

"Untuk berapa unit tambahan yang akan digunakan taksi, kami masih menunggu pihak rental atau perusahaan yang melakukan kerja sama dengan kami," kata Peter.

Ia menambahkan, "Tapi, kami rencanakan untuk penambahan mungkin ada 500 unit di 2025 mendatang,"

Menyoal, model yang akan digunakan sebagai armada taksi, Peter menuturkan hal tersebut tergantung pada kebutuhan rental.

"Untuk model Neta V-II atau Neta X yang akan digunakan, itu tergantung ya sebenarnya. Tapi menurut kami, model Neta X lebih proper dan nyaman," tuturnya.

Kendati demikian, ia pun menegaskan bahwa Neta Auto Indonesia lebih berfokus pada segmen bisnis B to C (penjualan kepada konsumen) dibandingkan B to B (penjualan pada pihak perusahaan).

"Sebenarnya, kalau dari segi bisnis di Neta ini lebih fokus pada B to C bukan B to B ya," tutupnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya