Subang hingga Konawe: Indonesia Bakal Jadi Pusat Baru Industri Kendaraan Listrik ASEAN
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
Jakarta, VIVA – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, secara langsung menemui tiga perusahaan besar di sektor kendaraan listrik di Tiongkok.
Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah Indonesia dalam memprioritaskan investasi berkelanjutan dengan melibatkan investor strategis, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Ketiga perusahaan tersebut adalah, Build Your Dreams (BYD), CNGR New Material, dan Contemporary Amperex Technology Co., Limited (CATL).
Rosan menyebut, kunjungan strategis ini bertujuan untuk memastikan kelancaran investasi perusahaan-perusahaan tersebut di Indonesia, memberikan dukungan percepatan realisasi investasi, serta memfasilitasi rencana ekspansi jangka panjang.
"Pesan Presiden Prabowo adalah memprioritaskan investor yang sudah berkomitmen di Indonesia, dan itulah yang kami jaga," ujar Menteri Rosan dalam keterangan yang diterima VIVA, Kamis 19 Desember 2024.
BYD
Perusahaan yang dikunjungi Menteri Rosan adalah BYD, dalam kesempatan itu ia mengapresiasi perusahaan tersebut yang telah berinvestasi di Indonesia. Serta mendorong percepatan pembangunan pabrik mobil listrik di Subang, Jawa Barat.
Sebagai informasi, BYD bakal menambah produski di Indonesia. Yang awalnya 150 ribu unit per tahun dan terbuka untuk pengembangan fasilitas baterai dan kendaraan jenis PHEV premium di awal tahun depan.
Dalam kesempatan sama, General Manager BYD Asia-Pacific, Liu Xueliang, menyatakan optimisme terhadap pembangunan yang lebih cepat dibandingkan proyek serupa di Thailand dan Tiongkok, dengan target penyelesaian dalam waktu 10-16 bulan. Dengan luas lahan yang akan mencapai 126 hektare, pabrik BYD di Indonesia akan menjadi yang terbesar di ASEAN.
CNGR New Material
Melalui investasi senilai Rp42,4 triliun, akan membangun Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KIHTK) di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Kawasan ini akan menjadi pusat produksi material canggih dengan fokus pada pengolahan nikel, kobalt, dan mangan. Proyek ini juga dirancang untuk menghasilkan energi berbasis hidrogen serta teknologi panel surya dan kecerdasan buatan.
Chairman CNGR, Deng Weiming, mengungkapkan rencana membangun rantai pasok terintegrasi untuk material canggih. Menteri Rosan mengapresiasi langkah ini, yang selaras dengan peta jalan hilirisasi Indonesia, dan menegaskan dukungan terhadap pelatihan tenaga kerja lokal dan kolaborasi lintas sektor untuk pengembangan kawasan.
CATL
Menteri Rosan juga bertemu dengan BRUNP, anak perusahaan CATL, di Foshan, RRT. CATL bersama konsorsium CBL (CATL, BRUNP, dan Lygend) sedang menggarap ekosistem baterai EV terintegrasi di Halmahera Timur dan Karawang, dengan total investasi mencapai Rp96 triliun.
Proyek ini mencakup rantai produksi dari tambang hingga daur ulang baterai, yang akan mulai beroperasi pada 2026. Founder dan CEO BRUNP, Li Changdong, menyoroti pentingnya teknologi hijau dalam proses produksi dan daur ulang baterai untuk menjaga keberlanjutan sumber daya mineral.