Viral Speedometer Truk Digondol Maling di Rest Area Cibubur, Padahal Cuma Ditinggal 5 Menit
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Viral di sosial media seorang pengemudi kaget kabin truk yang dikendarainya sudah berantakan pada bagian dasbor. Nampak, speedometer truk tersebut sudah lenyap digondol maling saat beristirahat di rest area.
Insiden tersebut terjadi di Rest Area Cibubur Km 10, beberapa waktu lalu. Sopir menyebutkan bahwa dirinya meninggalkan truk hanya dalam waktu 5 menit saja guna mengisi kartu uang elektronik.
Namun sekembalinya ke truk, dirinya kaget bagian speedometer sudah hilang. Selain itu dirinya juga kehilangan handphone yang ditinggal di dalam truknya, mirisnya truk tersebut terparkir di depan pos keamanan.
"Abis isi solar terus di tinggal isi tol, paling juga 5 menitan itupun sambil lari saya karna udah siang di buru- buru orang pabrik. Begitu balik ke mobil udah kebobolan, pintu di kunci, lubang kunci nya di jebol," tulis kronologinya.
"Padahal saya parkir depan pos security. Minta buka cctv ngomong nya sebelah sini mah gada cctv nya. Akhirnya saya bikin laporan kehilangan ke Polsek Cipayung," lanjutnya.
Netizen pun memberikan komentar di postingan tersebut, dan ternyata sudah sering terjadi pencurian di Rest Area Cibubur itu. Maka itu, pengunjung diharapkan untuk selalu waspada.
"Sering bgt disini, bikin managementnya bangkrut aja jgn sering2 mampir kesini biar sepi peminatnya, soalnya tiap ada kejadian kaya gini, pihak pengelola juga pelanga pelongo doang, gak ada gebrakan baru gitu, melindungi atau membuat kenyamanan customer nya," tulis netizen.
Kasus pencurian speedometer truk sendiri memang sudah ada sindikatnya, mengingat komponen tersebut bernilai jutaan. Para pelaku bekerja dengan cepat dalam mengambil barang curiannya, di saat sopir truk lengah.
Pada awal tahun, Â Kepolisian Resort Jembrana, Bali menangkap tiga anggota komplotan spesialis pencurian speedometer truk dengan barang bukti belasan onderdil kendaraan tersebut. Para pelaku biasa beraksi di seluruh Bali.
Speedometer truk yang harga normalnya antara Rp10 juta hingga Rp20 juta ini dijual dengan harga Rp2 juta sampai Rp3 juta oleh para pelaku.Â