Harapan Keluar dari Stagnasi Penjualan Mobil Satu Juta Unit di 2025

FGD VIVA.co.id, Mengakhiri One Million Trap, Menyongsong Era Rendah Emisi
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta, VIVA –Indonesia telah lama menjadi kekuatan utama di pasar otomotif ASEAN, secara konsisten mempertahankan posisinya sebagai pasar mobil terbesar di kawasan ini. Sebelum pandemi Covid-19 melanda Tanah Air pada 2019 lalu, penjualan mobil nasional mencapai satu juta unit selama kurang lebih satu dekade.

Penjualan Mobil 2025 di RI Diprediksi Hanya Sentuh Segini

Namun pada 2020 saat Covid-19 melanda, penjualan otomotif mengalami penurunan sebesar 50 persen, hingga menjadi hanya 532.077 unit. Kemudian, kembali pulih pada 2022, penjualan mobil tembus 1.048.040 unit.

Lalu pada 2023, penjualan tetap kuat di angka 1.005.802 unit, memperkuat posisi Indonesia sebagai pasar mobil terdepan di kawasan ASEAN.

Selama 16 Tahun Daihatsu Jadi Mobil Terlaris ke-2 di RI, Ini Model Paling Diburu

Kendati demikian, penjualan mobil nasional pada 2024 diproyeksikan mengalami penurunan menjadi 850 ribu unit. Tren tersebut menegaskan bahwa Indonesia berada di stagnasi penjualan satu juta unit atau yang umumnya disebut one million trap.

FGD VIVA.co.id, Mengakhiri One Million Trap, Menyongsong Era Rendah Emisi

Photo :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa
Kemenperin Dukung Adanya Insentif Tambahan Demi Dongkrak Industri Otomotif

Permasalahan tersebut tentu saja bisa memberikan dampak juga terhadap kondisi perekonomian negara, mengingat industri otomotif memiliki peran penting terhadap pertumbuhan di Indonesia.

Dikutip VIVA dari Indonesia Automotive Outlook 2025: Mengakhiri One Million Trap, Menyongsong Era Rendah Emisi oleh VIVA.CO.ID, terdapat 28 produsen yang beroperasi di Indonesia, sehingga mampu memproduksi kendaraan di berbagai segmen untuk pasar domestik maupun ekspor.

Hal ini didukung oleh kapasitas produksi tahunan sebesar 2,35 juta unit, yang menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci di kawasan ASEAN.

Selain itu, industri ini mendukung tenaga kerja langsung sebanyak 38,39 juta orang,  menekankan perannya yang vital sebagai sumber mata pencaharian dan penggerak pembangunan sosial ekonomi.

Meski industri otomotif nasional tengah mengalami stagnasi penjualan mobil nasional satu juta unit, pemerintah terus mendorong agar bisa keluar dari kondisi ini terutama pada 2025 mendatang.

Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan mengadopsi era elektrifikasi di Indonesia atau pengembangan Low Carbon Emission Vehicles (LCEV). Hal ini seiring dengan keinginan pemerintah dalam mencapai Net Zero Emissions pada 2060 mendatang.

Perjalanan Indonesia menuju LCEV ini didorong dengan adanya program Low-Cost Green Cars (LCGC) tahun 2013, yang menyediakan opsi kendaraan hemat bahan bakar dan terjangkau bagi konsumen.

Upaya ini kemudian berkembang menjadi program yang lebih luas, mencakup kendaraan hybrid electric vehicle (HEV), Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan battery electric vehicle (BEV).

Transisi ini tertera dalam regulasi Peraturan Presiden No.55/2019, yang kemudian direvisi dengan Peraturan Presiden No. 79/2023. Aturan ini menetapkan target ambisius untuk kandungan lokal (TKDN), mewajibkan pembangunan stasiun penukaran baterai, serta mendorong peningkatan nilai tambah domestik.

Di bawah peta jalan Kementerian Perindustrian, Pemerintah pun menargetkan produksi 400 ribu mobil listrik dan enam juta sepeda motor listrik pada 2025.

Meski industri otomotif mengalami penurunan pada penjualan mobil nasional pada tahun ini, namun prospek untuk tahun depan memberikan optimisme yang cukup baik.

Optimisme ini didukung oleh pemulihan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan, tercermin dalam kenaikan PDB per kapita secara bertahap, dari $3.896 pada tahun 2020 menjadi $4.941 pada tahun 2023.

Pemulihan ekonomi pasca pandemi telah meningkatkan daya beli, terutama di segmen kelas menengah dan kelas menengah yang sedang berkembang, yang mendominasi pasar otomotif.

Segmen ini menjadi kunci untuk mencapai angka penjualan yang kuat karena mereka menyumbang hampir 65 persen dari total penjualan kendaraan tahunan, sebagian besar berada di kisaran harga di bawah Rp300 juta.

Selain itu, kebijakan pemerintah yang mendukung adopsi LCEV memberikan momentum tambahan untuk sektor ini, merangsang permintaan kendaraan ramah lingkungan melalui subsidi, pengurangan pajak, dan insentif regulasi.

Salah satu dinamika utama yang membentuk pasar pada tahun 2025 adalah peningkatan adopsi kendaraan hybrid (HEV).

Dalam beberapa tahun terakhir, hybrid telah memperoleh pangsa pasar yang signifikan, kini mencapai 6 persen dari total penjualan, meskipun tanpa insentif pemerintah yang besar.

Melihat ke depan, pencapaian target satu juta unit adaah sesutau yang mungkin terjadi pada 2025, tetapi memerlukan upaya yang dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di industri otomotif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya