Alami Krisis, Era Hybrid Nissan Berpotensi Melambat

Logo Nissan
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Tokyo, VIVA – Produsen otomotif asal Jepang, Nissan tengah mengalami krisis setelah mengumumkan pemberhentian kerja terhadap ribuan karyawan serta pengurangan produksi pada lini kendaraannya.

Toyota Corolla Cross Makin Kece Pakai Warna Merah Khas Mazda

Dilansir VIVA dari laman Carscoops pada Sabtu, 7 Desember 2024, CEO Nissan, Makoto Uchida bahkan memotong gajinya sendiri hingga 50 persen.

Namun, ia berpotensi kehilangan segalanya jika gagal membawa perusahaan keluar dari ambang kehancuran.

Kendaraan Elektrifikasi Kian Populer Berkat Mobil Hybrid

Menurut sumber internal Nissan, merek ini dikabarkan hanya memiliki waktu sekitar 12 hingga 14 bulan untuk bertahan.

Maka dari itu, Nissan harus memangkas biaya, menjaga angka produksi, dan terus mengembangkan produk yang menarik.

Hyundai Buka Suara Soal PPN 12 Persen di Tahun Depan, Perlu ada Insentif

Uchida berada di bawah tekanan besar untuk mengubah keadaan perusahaan dan beberapa bulan ke depan akan menjadi penentu nasibnya.

Belum diketahui secara pasti langkah apa yang akan diambil oleh perusahaan untuk mengatasi kesulitan ini.

Mobil listrik Nissan Leaf

Photo :
  • Nissan

Berdasarkan sebuah laporan, Nissan sedang mencari investor besar baru. Salah satu kandidat potensial adalah Honda, yang saat ini sudah bermitra dengan Nissan.

Lebih lanjut, Nissan juga dikabarkan telah melewatkan peluang besar di pasar Amerika Utara terhadap tingginya permintaan pada model hybrid.

Sebaliknya, Nissan justru fokus pada kendaraan listrik (EV) dan menjadi salah satu pelopor di segmen ini melalui Leaf.

Namun kini, ketika permintaan hybrid melonjak, Nissan berusaha mengejar ketertinggalan.

Meskipun pernah menawarkan Rogue Hybrid pada 2017, model ini dihentikan pada 2020 karena kurangnya minat, dan Nissan tidak pernah meluncurkan penerusnya.

Penolakan berkepanjangan Nissan terhadap hybrid disebabkan oleh keyakinan tunggal bahwa masa depan adalah listrik, dan tidak ada yang lain yang penting.

Namun pasar berbicara lain. Harga EV yang tinggi dan kurangnya infrastruktur pengisian daya membuat hybrid menjadi pilihan yang lebih disukai bagi banyak pembeli Amerika, dan Nissan pun tertinggal.

"Ini memang alasan, tetapi sampai tahun lalu, kami tidak mampu memperkirakan peningkatan permintaan hybrid yang begitu cepat," kata Uchida pada konferensi pers pendapatan November lalu.

Kini, Nissan sedang mempercepat perubahan strateginya. Sistem hybrid e-Power, yang telah tersedia di Jepang sejak 2016, dijadwalkan akan debut di Amerika Serikat pada Maret 2026.

Versi plug-in hybrid juga sedang dikembangkan untuk pasar Amerika. Namun, Nissan baru-baru ini mengakui bahwa rencana ambisiusnya, yakni 30 model listrik baru pada 2030 mungkin akan mengalami penundaan karena prioritasnya saat ini adalah penghematan biaya untuk bertahan hidup.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya