Banyak Orang yang Kredit Mobil Listrik Pakai Leasing Ini
- VIVA/ M Ali Wafa
VIVA – Pilihan mobil listrik di RI semakin beragam mulai dari city car, sedan, SUV hingga sport. Sejumlah brand berlomba-lomba menawarkan produk ramah lingkungannya dengan desain, dan spesifikasi berbeda-beda.
Mobil listrik yang meramaikan pasar otomotif nasional sebagian besar berstatus impor utuh, alias CBU (Completely Built Up). Namun saat ini model yang sudah diproduksi lokal terus bertambah dari sebelumnya.
Nah demi menarik minat beli masyrakat terhadap mobil listrik, atau beralih dari mesin pembakaran, pemerintah menawarkan sejumlah insentif, dan bukan hanya berlaku buat produksi lokal, melainkan impor.
Keringanan itu berupa bebas bea masuk, PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) ditanggung pemerintah, hingga diskon PPN (Pajak Pertambahan Nilai) 10 persen, membuat harga mobil listrik lebih terjangkau.
Namun karena teknologi di dalamnya masih tergolong mahal, maka tidak semua mobil listrik murah walaupun mendapatkan insentif. Saat ini harga EV (Electric Vehicle) mulai dari Rp190 jutaan sampai Rp3 miliaran.
Artinya cukup luas pangsa pasar mobil pelahap seterum, maka tidak heran jika mobil listrik yang kerap menjadi kendaraan kedua, dan seterusnya, tidak melulu dibeli secara tunai, melainkan ada juga yang kredit.
Bahkan peminat kredit mobil listrik semakin meningkat di tengah penurunan daya beli masyarakat, seperti yang disampaikan Senior Executive Vice President Credit & Risk Mandiri Utama Finance, Dapot Sinaga saat hadir di Focus Group Discussion Viva.co.id.
Menurutnya meskipun saat ini daya beli masyarakat terhadap mobil baru sedang mengalami penurunan, namun prospek untuk pembeli mobil listrik secara kredit semakin meningkat, dan cukup menjanjikan.
“Karena kita lihat 3 tahun ini, khususnya di Mandiri Utama Finance, pembiayaan kami meningkat terus. Porsinya sekarang 4-5 persen dari pembiayaan yang kita berikan, untuk EV dari 2022-2023-2024 meningkat terus,” ujar Sinaga, dikutip, Kamis 5 Desember 2024.
Tapi di tengah meningkatnya minat masyarakat kredit mobil listrik, MUF menjadi lebih selektif dengan calon debitur, terutama mereka yang mengajukan cicilan untuk mobil listrik seharga Rp200-300 jutaan.
“Hanya saja ditepis dari daya beli itu, sehingga kita lebih selektif lagi. Karena perusahaan pembiayaan yang paling terkena dampak bukan orang-orang membeli mobil di atas Rp1 miliar atau Rp700-800 juta, tapi yang terkena dampak Rp200-300 juta itu,” katanya.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, atau Gaikindo, penjualan mobil listrik dari pabrik ke diler sepanjang Januari-Oktober 2024 mencapai 32.013 unit, di mana BYD jadi yang terlaris.
Mobil listrik BYD yang disumbang dari Dolphin, Atto 3, Seal, dan M6 terjual 11.024 unit hanya dalam periode beberapa bulan terakhir, seperti diketahui BYD baru mulai menyetorkan datanya ke Gaikindo di Juli.
Sementara Wuling yang merupakan brand China terlama untuk saat ini menduduki peringkat kedua. Penjualan mobil listriknya dalam periode 10 bulan 10.225 unit yang disumbang dari Air ev, BinguoEV, dan Cloud EV.