Mobil-mobil yang Viral Rusak di Cibinong Ternyata Bukan karena Pertamax?

Viral mobil-mobil rusak diduga akibat pakai Pertamax
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Jakarta, VIVA –  Ahli konversi energi ITB Tri Yuswidjajanto Zaenuri akhirnya memberikan pernyataan perihal viral mobil-mobil di Cibinong mengalami kerusakan pada fuel pump atau pompa bensin. Dia menyebut BBM Pertamax bukan jadi sumber masalahnya.

Viral Parkir Mobil di Bandara Rp1,2 Juta, Warganet: Enggak Usah Kaget

Sebelumnya, dalam video yang diunggah oleh akun X @List3a_, memperlihatkan sejumlah mobil rusak tengah diperbaiki di bengkel Daihatsu Cibinong. Tampak pula pegawai bengkel yang memindahkan Pertamax dari tangki bahan bakar mobil ke dalam galon.

Atas viralnya video itu, Pertamina Patra Niaga melakukan investigasi internal, mulai dari pengecekan kualitas Pertamax di Terminal BBM hingga ke SPBU-SPBU. Selain koordinasi dengan bengkel, Pertamina Patra Niaga juga menggandeng Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB. 

Viral Pertamax Dituding Bikin Mesin Mobil Rusak, Pertamina Beberkan Hasil Uji Lab Lemigas

Pertamina investigasi kualitas Pertamax di Cibinong

Photo :
  • Dok. Pertamina

Dalam hasil uji lab Pertamina, dihasilkan bahwa kualitas Pertamax cukup baik dan memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM. Maka itu, masyarakat tak perlu cemas jika mau memakai Pertamax untuk kendaraannya.

Bermacam Godaan Suzuki Indonesia yang Patut Dilirik di GJAW 2024

Kini giliran ahli ITB yang melakukan pengujian guna mengetahui penyebab kerusakannya, mobil dibawa ke bengkel untuk dilepas pompa bahan bakar serta dikuras tangkinya. Dari situ, ditemukan endapan di dalam bahan bakarnya.

Tri menyatakan akibat adanya endapan itu membuat mobil kehilangan tenaga karena menyumbat filter sebelum bahan bakar masuk ke dalam pompa. "Hal ini menyebabkan suplai bahan bakar ke mesin tidak mencukupi," ujar Tri, dikutip dari Antara, Jumat 29 November 2024.

Tri melalui tim LAPI ITB selanjutnya membawa sampel endapan ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan melalui metode EDS (Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy) guna diidentifikasi unsur-unsur pembentuknya.

Hasil uji EDS itu kemudian dibandingkan dengan hasil analisis fisika dan kimia yang dilakukan tim Lemigas terhadap bahan bakar Pertamax dari beberapa SPBU, yang diperkirakan menjadi sumber Pertamax bermasalah.

"Ternyata, senyawa pembentuk endapan tersebut tidak ditemukan dalam bahan bakar yang dianalisis (Pertamax)," ungkap Tri.

Dari hasil penelitian itu, akhirnya dicurigai pada material antikorosi yang biasa dipakai sebagai pelapis tangki bahan bakar berbahan logam, mengingat pelapis biasanya terbuat dari paduan unsur yang terdeteksi pada analisis EDS.

Ilustrasi SPBU Pertamina, harga Pertamax naik

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Tapi, penelitian masih terus dilakukan untuk memastikan dari mana asal usul unsur-unsur pembentuk endapan tersebut," ujar Tri.

Menurut dia, jika endapan tersebut berhubungan dengan material tahan korosi pelapis tangki, maka para pemilik kendaraan, yang tangki bahan bakarnya terbuat dari resin, tetap dapat mengonsumsi bahan bakar Pertamax, karena tidak akan ada fenomena munculnya endapan, mengingat tidak diperlukannya pelapisan tersebut.

Tri pun memastikan pihaknya akan mencari akar masalahnya untuk bisa dilakukan mitigasi, sehingga tidak terjadi lagi masalah yang sama di kemudian hari. Pertamina sendiri meminta para konsumen untuk menggunakan bahan bakar yang sesuai spesifikasi kendaraan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya