Bahlil Sebut Industri Mobil Listrik Dunia Bergantung pada Indonesia, Kok Bisa?

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA –  Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia optimistis bahwa bahwa Indonesia akan menjadi faktor penentu utama dalam industri mobil listrik global. Alasannya, karena Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang besar.

"Sekarang ketika dunia berbicara green energy dan green industry, Indonesia itu mempunyai keunggulan komparatif yang tidak banyak dimiliki oleh negara negara lain," kata Bahlil, dikutip Kamis 17 Oktober 2024.

Lebih lanjut, Bahlil menilai keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia adalah cadangan nikel dunia. Di mana pada tahun 2023 menurut data Geologi Amerika mengatakan bahwa Indonesia memiliki 20 persen cadangan nikel di dunia.

"Tapi empat bulan yang lalu data Geologi Amerika itu mengatakan bahwa kita cadangan nikel dunia itu 40 sampai 45 persen," ujarnya.

Baterai mobil listrik Hyundai Kona Electric

Photo :
  • VIVA/Yunisa Herawati

Menteri ESDM ini menjelaskan bahwa nikel merupakan komponen kunci dalam produksi baterai kendaraan listrik, yang kini menjadi fokus dunia seiring dengan peralihan dari energi fosil menuju energi terbarukan.

Apalagi, tambah Menteri ESDM, saat ini hampir semua dunia bicara tentang mobil listrik, meninggalkan bahan bakar fosil. Dia menyebutkan bahwa bahan baku mobil listrik 60 persen merupakan komponen mobil, sedangkan 40 persen adalah baterainya. 

Dari sisi baterai komponen terdiri atas empat yakni mangan, kobalt, litium dan nikel. "Dari empat itu 80 persen nikel, nah kita di Indonesia punya tiga cadangan, nikel, mangan, kobalt, yang kita nggak punya litium," ujarnya.

Ia mengatakan bahwa dengan cadangan besar nikel, mangan, dan kobalt, Indonesia menjadi salah satu negara strategis dalam rantai pasokan global untuk industri kendaraan listrik dan teknologi energi hijau.

"Jadi, orang di dunia ini akan memakai mobil listrik pasti tergantung pada bahan baku nikel, kobalt, mangan Republik Indonesia," kata Bahlil.

Bahlil juga mengungkapkan bahwa Indonesia telah mengambil langkah dengan menghentikan ekspor oren nikel. Namun, langkah Indonesia menghentikan ekspor bahan baku menghadapi tekanan internasional, terutama karena Indonesia memiliki cadangan nikel yang sangat besar, mencapai 40-45 persen cadangan dunia.

"Sekarang kenapa orang menghantam kita? agar mempertimbangkan untuk merubah kebijakan untuk tetap mengizinkan ekspor (ore nikel)," kata Bahlil.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan hadirnya pabrik bahan anoda baterai litium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, bakal membuat Indonesia disegani di dunia.

Wuling BinguoEV melakukan pengecasan di DC Charging Station

Photo :
  • Wuling Motors

"Jadi saya yakin dalam kurun waktu tidak lama ekspor turunan hilirisasi akan meningkat signifikan. Dan lebih dari itu, tidak ada orang anggap enteng lagi Indonesia bahwa Indonesia ini bisa diatur-atur oleh siapa pun," kata Luhut dalam sambutannya di sela peresmian pabrik tersebut dipantau secara daring di aku Youtube Sekretariat Presiden dari Jakarta.

Cerita Bahlil Berhasil Kuliah di UI Demi Wujudkan Keinginan Almarhum Ayahnya

Menurut Luhut, adanya pabrik yang mampu memproduksi bahan anoda baterai sebanyak 80 ribu ton per tahun akan menyaingi China yang saat ini memproduksi 100 ribu ton per tahun.

"Indonesia negara besar, negara yang punya karakter, negara yang bisa mengatakan iya, dan negara yang bisa mengatakan tidak," tegas Luhut.

Bahlil Sidang Promosi Doktor, Disertasinya Bahas soal Hilirisasi Nikel
Aion Y Plus

Review AION Y Plus: Mobil Listrik Futuristik dengan Kenyamanan Maksimal

AION Y Plus merupakan salah satu mobil listrik yang sedang mencuri perhatian di pasar otomotif.

img_title
VIVA.co.id
17 Oktober 2024