Pengamat: Penurunan Pasar Otomotif Bisa Hambat Investasi Asing
- Dok: HMC
Jakarta, VIVA – Pasar otomotif Indonesia saat ini mengalami kondisi yang lesu, ditandai dengan penjualan mobil nasional yang mengalami penurunan sekitar 14,2 persen pada periode Januari-Agustus 2024.
Yannes Martinus Pasaribu selaku pengamat otomotif mengungkapkan bahwa penurunan penjualan mobil ini bisa berdampak pada berbagai sektor, salah satunya di perekonomian negara.
"Dampak penurunan penjualan mobil nasional di sektor perekonomian negara sangat signifikan dan mengkhawatirkan," ujarnya saat dihubungi VIVA di Jakarta.
Ia menyampaikan, bahwa salah satu dampak yang bisa dirasakan ialah kurangnya minat investasi asing di Indonesia.
"Kondisi pasar otomotif Indonesia yang sedang lesu saat ini memang bisa mempengaruhi minat investasi dari luar negeri," ungkapnya.
Menurutnya, para investor asing cenderung memilih pasar yang stabil dan menjanjikan pertumbuhan yang baik.
"Ketika pasar otomotif mengalami penurunan penjualan dan ketidakpastian, hal ini dapat menimbulkan keraguan bagi investor untuk menanamkan modalnya di sektor ini," jelasnya.
Kendati demikian, tercatat masih ada beberapa investor asing yang tertarik untuk menanamkan modalnya di sektor otomotif Indonesia, seperti VinFast dan Hyundai.
Produsen mobil listrik asal Vietnam, VinFast, siap menggelontorkan investasi senilai US$1,2 miliar untuk membangun pabrik di Indonesia.
Sementara Hyundai, berinvestasi dalam membangun ekosistem kendaraan listrik (EV) dengan mendirikan tiga pabrik di Indonesia, yakni Pabrik Sel Baterai di Karawang, Pabrik Sistem Baterai di Cikarang, dan Pabrik Produksi Mobil di Cikarang.