Keluarga Crazy Rich Asia Saling Bersaing Bikin Mobil Listrik

Charger mobil listrik
Sumber :
  • goauto

Mumbai, VIVA – Dalam perkembangan terbaru, dua konglomerat terbesar di Asia, Anil dan Mukesh Ambani, tampaknya akan bersaing langsung dalam industri kendaraan listrik (EV).

GWM Ora Bakal Dijual di Indonesia pada Kuartal Pertama 2025

Keluarga Ambani, yang dikenal sebagai salah satu keluarga terkaya di Asia, kini saling bersaing untuk mendominasi sektor kendaraan ramah lingkungan ini.

Anil Ambani, yang memimpin Reliance Infrastructure, dilaporkan berencana masuk ke bisnis kendaraan listrik dan baterai, sebagaimana dikutip VIVA dari laman Cartoq, Minggu 8 September 2024.

Mobil Listrik BYD Seal Mogok di Jalan, Kok Bisa?

Untuk memuluskan langkahnya, Anil telah merekrut seorang eksekutif mantan pejabat BYD India, perusahaan EV asal Tiongkok. Tujuannya adalah untuk merumuskan strategi besar terkait kendaraan listrik di perusahaannya.

Ilustrasi baterai mobil listrik.

Photo :
  • QZ
Membangun Masa Depan Energi Indonesia

Reliance Infrastructure juga sedang mengkaji kelayakan biaya pembangunan pabrik EV dengan bantuan konsultan eksternal. Rencananya, pabrik ini akan memiliki kapasitas awal 250.000 kendaraan per tahun, dengan potensi peningkatan hingga 750.000 kendaraan dalam beberapa tahun ke depan.

Tak hanya itu, Anil Ambani juga mempertimbangkan pembangunan pabrik baterai berkapasitas 10 gigawatt-hour (GWh), yang bisa meningkat menjadi 75 GWh dalam sepuluh tahun mendatang.

Namun, Anil tidak akan sendirian dalam ambisinya ini. Kakaknya, Mukesh Ambani, yang memimpin Reliance Industries dan dinobatkan sebagai orang terkaya di Asia, telah terlebih dahulu mengumumkan rencana serupa.

Reliance Industries bahkan telah membentuk anak perusahaan khusus, Reliance EV Private Ltd, pada Juni lalu untuk fokus pada produksi kendaraan listrik dan komponennya. Selain itu, Mukesh juga memenangkan insentif pemerintah untuk memproduksi baterai berkapasitas 10 GWh.

Dengan kedua bersaudara ini sama-sama bersiap untuk memasuki pasar EV dan baterai, persaingan bisnis di antara mereka tampaknya tak terelakkan.

Meski demikian, nasib rencana Anil masih belum jelas, mengingat Reliance Infrastructure sedang berjuang menghadapi masalah keuangan dan utang yang besar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya